JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan saat ini Kemenristek tengah menyiapkan produksi 100 ribu alat tes cepat COVID-19.

“Yang rapid test, yang berbasis antigen, perkembangannya dalam waktu 1-2 bulan bisa diproduksi sebanyak 100 ribu, sambil gugus tugas mendatangkan rapid test dari luar negeri,” kata Bambang saat konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, dikutip dari Antara Senin (6/4/2020).

Diakui Bambang, hasil pemeriksaan tes cepat memang tidak seakurat pemeriksaan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), namun setidaknya bisa membantu melakukan pemeriksaan awal.

Apalagi, kata dia, hasil pemeriksaan tes itu tersebut diketahui dalam waktu 10-15 menit sehingga bisa dilakukan penanganan segera kepada mereka yang sudah dites dengan pendekatan itu.

“Memang ada kemungkinan ‘false’, negatif, yang mengakibatkan pengujian rapid tes tidak bisa dilakukan sekali. Kalau yang pertama kali diidentifikasi negatif, harus ada pemeriksaan berikutnya. Tapi kalau diperiksa positif, artinya bisa segera langsung ditangani,” katanya.

Selain itu, kata dia, dalam waktu tidak lebih dari sebulan lagi akan dikembangkan mobile test kit yang berbasis PCR untuk menunjang pemeriksaan COVID-19 di tempat-tempat yang belum dilengkapi laboratorium setara Biosafety Level (BSL) 2.

“Jadi, dengan kata lain ini semacam mobile BSL 2, terutama untuk pendukung pemeriksaan PCR yang dilakukan di tempat yang belum dilengkapi dengan laboratorium setara BSL 2. Mudah-mudahan inovasi seperti ini akan sangat membantu. Kita sudah membuat tesk kitnya, dan dibuat dalam bentuk mobile bisa dipakai di berbagai daerah di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, jumlah pasien positif COVID-19 per Senin, 6 April 2020 petang tercatat sebanyak 2.491 kasus, dengan rincian pasien sembuh sebanyak 192 orang, sementara 209 meninggal dunia.