SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN) menggelar webinar bertajuk “Standardisasi Mendukung Daya Saing Perguruan Tinggi” pada Selasa (27/5) secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini merupakan bagian dari program SNI Corner yang menjadi wujud nyata kerja sama antara BSN dan UMS dalam mendorong budaya mutu di lingkungan akademik.
Wakil Rektor IV UMS, Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes., mewakili Rektor UMS dalam membuka acara ini, menyampaikan bahwa standardisasi bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah keniscayaan bagi perguruan tinggi dalam menjaga mutu lulusan, menumbuhkan budaya mutu kelembagaan, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat.
“Tantangan kita tidak mudah di era yang serba kompleks ini. Daya tarik perguruan tinggi harus dibangun dengan menjaga mutu dan kompetensi lulusan,” tegasnya.
Ia menyambut baik kehadiran Standar Nasional Indonesia (SNI) Corner sebagai sarana strategis untuk memperluas literasi dan referensi standar nasional maupun internasional di lingkungan kampus. Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, SNI Corner diyakini akan memperkuat proses pembelajaran, penelitian, hingga pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam mendampingi UMKM agar mampu bersaing secara kualitas.
UMS sendiri menilai bahwa penyelenggaraan webinar dan pengembangan SNI Corner dapat menjadi bagian dari strategi institusional dalam mempertahankan kepercayaan publik. “Jumlah mahasiswa baru yang terus meningkat dari tahun ke tahun bisa menjadi indikator kepercayaan itu,” ungkap Em Sutrisna.
Ia juga mengajak para dosen dan tenaga kependidikan untuk menjadikan standar sebagai bagian dari budaya kerja sehari-hari.
Webinar ini turut dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi dari berbagai bidang keilmuan yang aktif berdiskusi mengenai pentingnya integrasi standar dalam kurikulum dan pengembangan akademik. Ke depan, UMS berkomitmen untuk terus menggelar kegiatan serupa yang lebih spesifik di tingkat fakultas guna memperkuat relevansi standar dengan masing-masing bidang keilmuan.
Kepala Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan BSN, Minanuddin, SIP,M Hum, menjelaskan bahwa SNI Corner bukan hanya booth fisik di perpustakaan, tetapi juga membawa semangat untuk meningkatkan daya saing nasional melalui penguatan budaya standardisasi di kalangan civitas academica.
“Perguruan tinggi adalah pilar penting dalam pembangunan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya standar. UMS telah menunjukkan komitmen strategis dalam hal ini,” ujarnya.
Menurut Minanuddin, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 11.000 referensi SNI yang tersebar di berbagai bidang, mulai dari pertanian, kesehatan, hingga teknik dan manajemen. Pemahaman terhadap standar ini dinilai penting bagi mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keterlibatan perguruan tinggi seperti UMS sangat dibutuhkan untuk menyebarkan budaya standardisasi secara luas. “Kami di BSN tidak bisa bekerja sendiri. Maka kami sangat mengapresiasi kehadiran SNI Corner di UMS yang bisa dimanfaatkan sebagai pusat edukasi dan penguatan daya saing akademik,” kata Minanuddin.
Dengan kolaborasi yang erat antara UMS dan BSN, SNI Corner diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas fisik, tetapi juga menjadi pusat pemikiran dan inovasi. Hal ini tentu mendukung pencapaian visi pendidikan tinggi Indonesia yang unggul dan berdaya saing global. (*)