33 C
Jakarta

Lemahnya SDM Jadi Tantangan Pelaku UKM Kembangkan Teknologi

Baca Juga:

UNGARAN, MENARA62.COM–Era pasar bebas menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UKM di Indonesia. Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran  Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kemenkop KUKM Ahmad Zabadi mengatakan, untuk meningkatkan daya saing antarproduk para perajin lokal dengan produk luar negeri, yaitu dengan menjadikannya terpusat.
“Untuk lebih mudah memasarkan, yaitu dengan men-display semua produk UKM di gedung SMESCO Indonesia,’’ ujar Zabadi saat talkshow bertajuk Peluang Akses Pasar di SMESCO yang berlangsung di Alun-Alun Bung Karno, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (20/5) beberapa hari lalu.‎
Dengan memusatkan seluruh produk UKM di gedung SMESCO Indonesia, menjadikan pemasaran menjadi lebih efektif. Meski begitu, usaha mengembangkan UKM di Indonesia bukan tanpa halangan. Salah satu kendala yang dialami pemerintah saat ini adalah kondisi SDM pelaku UKM yang masih belum merata.
‎”Dari sisi SDM kita masih kalah. Pelaku UKM kita basic pendidikannya dari data BPS hanya SD dan SMP, yakni 60–70 persen dari total UKM. Sangat besar pengaruhnya. Dengan basic yang masih rendah, kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi lebih sulit. Karena saat ini masyarakat dituntut harus cepat beradaptasi,’’ tuturnya.
Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan pelaku UKM di Indonesia membuatnya lebih sulit dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi. ’’Saat ini perbandingannya masih jauh dari pelaku UKM yang sudah memanfaatkan teknologi dan belum memanfaatkannya,’’ tuturnya.
Dikatakan Zabadi, dengan jumlah warga negara ASEAN yang 40 persen merupakan penduduk Indonesia, membuat tanah air menjadi pasar paling potensial. ‎Sehingga dengan momentum MEA, banyak negara di ASEAN yang berebut untuk memasarkan produknya di Indonesia.‎
‎’’Cara kita untuk menangkis produk asing, yaitu dengan meningkatkan daya saing UKM kita,’’ katanya. ‎
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Semarang M. Natsir dalam kesempatan tersebut mengamini apa yang dikatakan Zabadi. Menurut Natsir, saat ini belum banyak dari pelaku UKM di wilayahnya yang memanfaatkan perkembangan teknologi. ‎’’Mereka sulit berkembang. Mereka masih terlalu pasrah,’’ kata Natsir pada kesempatan tersebut.
Dari data Dinas setempat, jumlah UKM di Kabupaten Semarang sebanyak 63.146. Seluruh pelaku UKM tersebut masih menggunakan pemasaran yang konvensional. ’’Persoalan lain adalah tingkat SDM. Rata-rata masih mengenyam pendidikan di bawah SMP,’’ tandasnya.
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!