26.5 C
Jakarta

Literasi Anak Rendah, Ini Konsekuensi yang Harus Ditanggung!

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Membekali anak dengan kemampuan membaca pada rentang usia 8-10 tahun sangat penting. Dengan ketrampilan membaca maka tingkat literasi anak meningkat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami pada Rakornas Bidang Perpustakaan 2021, Selasa, (23/3).

Menurut Amich membekali anak ketrampilan membaca dapat meningkatkan literasi anak itu sendiri. Sebab jika anak memiliki tingkat literasi yang rendah justru bisa dipastikan akan menimbulkan konsekuensi lain yang lebih memakan biaya dan menyita waktu. Maka, penting membekali anak dengan keterampilan baca, khususnya di rentang usia 8-10 tahun.

Adapun konsekuensi yang dirasakan ketika literasi rendah antara lain biaya pendidikan lebih mahal, tidak produktif ketika memasuki dunia kerja, pendapatan rendah yang berimbas pada kesejahteraan, ongkos kesehatan menjadi mahal, dan angka kriminalitas meningkat.

Amich menerangkan, negara dengan proporsi penduduk yang bekerja sangat besar di berbagai lapangan dan jenis pekerjaan justru mensyaratkan kemampuan baca yang tinggi karena akan cenderung lebih produktif. Terlebih di era dimana teknologi berperan penting dalam perekonomian, nyaris dipastikan semua memerlukan kemampuan analisis dan keterampilan komunikasi sehingga kausalitas antara produktivitas tinggi dan kemampuan membaca di tempat kerja merupakan hal yang lumrah.

“Sebaliknya di negara yang belum menjadikan keterampilan membaca sebagai ukuran kinerja di tempat kerja cenderung kurang produktif atau produktivitasnya rendah,” tambah Amich.

Menurut data Global Knowledge Indeks 2020 yang dirilis Bappenas, diketahui bahwa Indonesia menempati peringkat ke-81 dari 138 negara, dan peringkat ke-23 dari 36 negara dengan pembangunan manusia yang tinggi. Sedangkan, di lingkup ASEAN, Indonesia malah berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

“Perlu perbaikan serius untuk mengatasi disparitas yang mencakup aspek ekonomi, pendidikan, teknologi, riset ilmiah, dan vokasi. Dengan kata lain, Indonesia masih perlu melakukan upaya peningkatan kapasitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui berbagai strategi, program, dan kegiatan yang tepat,” tukas Amich.

Diakui Amich perpustakaan memiliki peran dan sumbangan sangat penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Karena perpustakaan telah menyediakan ruang yang cukup bagi proses interaksi dalam rangka penggalian informasi dan pengembangan pengetahuan berdasarkan sumber-sumber bacaan yang disediakan.

“Kita sudah banyak mendengar testimony masyarakat tentang manfaat yang diperoleh dari keberadaan perpustakaan,” lanjut Amich.

Bahkan revitalisasi gerakan literasi ini penting sekali terutama menjadikan literasi sebagai program unggulan dan bertumpu pada perpustakaan. Tentu perpustakaan sebagai motor penggerak bukan saja perpustakaan nasional tapi juga perpustakaan daerah dan juga perpustakaan komunitas.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!