26.5 C
Jakarta

Masyarakat Memilih Belanja Ke Luar Negeri, Mall Makin Sepi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Banyaknya masyarakat yang pergi belanja ke luar negeri terutama Singapura dan Hongkong menjadi salah satu penyebab mengapa mall atau pusat perbelanjaan kini sepi pengunjung. Hal tersebut dikemukakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam seminar yang dihadiri investor prioritas dan private Bank Mandiri, Selasa (26/9/2017).

Seperti dikutip dari Antara, Bambang mengatakan masyarakat belanja ke Singapura dan Hongkong sambil berwisata, terutama pada akhir pekan. Ini terlihat dari tiket pesawat yang banyak diborong oleh orang Indonesia.

“Jadi ada perubahan, kalau dahulu orang itu wisatanya belanja ke ‘mall-mall’, tapi sekarang wisatanya ke luar negeri ditambah belanja,” ujar Bambang.

Kegiatan melancong ke luar negeri itu pula, kata Bambang, yang menandai perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat kini lebih gemar melancong atau berwisata ke luar negeri, dibanding belanja ke ‘mall’.

“Ini yang menimbulkan kenapa ‘mall’ kosong. Itulah yang terjadi, terjadi perubahan,” tambahnya.

Namun menurut Bambang, “mall” yang sepi atau mengalami penurunan jumlah pengunjung itu mayoritas adalah “mall” yang banyak menjajakan barang-barang ritel atau barang konsumsi untuk kalangan masyarakat menengah dan menengah ke bawah. Penurunan jumlah pengunjung juga disebabkan perpindahan belanja ke situs perdagangan dalam jaringan (e-commerce).

“Kayak ITC, Pasar Tanah Abang, Glodok dan lain-lain. Kalau ‘mall’ menengah ke atas kayanya masih tinggi pengunjung, orang pada membeli tas LV (Louis Vuitton),” ujarnya.

Bambang juga menjabarkan penyebab lainnya kenapa ‘mall’ atau pusat perbelanjaan kini sepi.

Menurut Mantan Menteri Keuangan itu, masyarakat kini lebih memilih berbelanja kebutuhan sehari-hari di gerai swalayan mini terdekat ketimbang harus pergi ke pusat perbelanjaan besar.

“Maka itu, data keuntungan perusahaan yang memiliki ‘convention store’ meningkat. Di satu sisi yang punya swalayan besar pendapatannya menurun,” ujar dia.

Kemudian penyebab lainnya adalah masyarakat kini memang lebih gemar menabung dibanding berbelanja. Hal itu, kata dia, terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang terus tumbuh.

Beberapa pola perubahan konsumi itu, kata dia, yang sulit direkam Badan Pusat Statistik (BPS). Akibatnya, pola konsumi itu membuat pergerakkan daya beli menurut BPS melemah.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!