29.8 C
Jakarta

Menabur Pengetahuan Menuai Pahala

Catatan Hati Seorang Dosen

Baca Juga:

“Man yazra’ yahsud”, siapa yang menanam akan menuai. Demikian ungkap salah satu kalimat hikmah dalam bahasa Arab. Kalimat hikmah nan singkat itu, sarat makna jika kita kaji lebih jauh.

Siapa pun yang melakukan suatu aktivitas, maka akan mendapat hasil dari aktivitas yang dilakukannya itu. Seseorang yang mempunyai kebiasaan positif, maka ia akan memperoleh sesuatu yang positif. Demikian sebaliknya, seseorang yang memiliki kebiasaan negatif, akan memperoleh sesuatu yang negatif.

Seseorang yang menabur benih-benih kebaikan semasa hidupnya, insya Allah kelak di akhirat akan menuai hasil berupa panen pahala atas kebaikan yang dilakukannya. Pun sebaliknya, siapa yang menabur benih-benih kejahatan selama hidupnya, maka kelak ia akan memanen dosa atas kejahatan yang pernah dilakukannya ketika di dunia.

Di antara benih-benih kebaikan yang akan menghasilkan panen raya pahala di akhirat adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Seorang alim, ilmuwan yang selama hidupnya mengabdikan diri untuk menabur benih-benih ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan umat, dengan didasari semangat ikhlas beribadah karena Allah, maka kelak di akhirat, ia akan menuai pahala atas kebaikan yang dilakukannya ketika hidup di dunia.

Ketulusan niat

Para guru, dosen, ustadz, kiyai yang memiliki ilmu pengetahuan dan mau mengajarkannya kepada para murid, mahasiswa serta santrinya dengan ketulusan niat lillahi ta’ala, insya Allah kelak ia akan mendapatkan passive income berupa aliran nilai pahala atas jasa-jasanya mencerdaskan dan mencerahkan umat ketika di dunia, meskipun jasad mereka sudah berkalang tanah alias meninggal dunia.

Rasulullah SAW menegaskan, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, serta doa anak yang saleh (HR. Muslim)

Dalam hadis tersebut dikatakan, salah satu amal atau nilai pahala yang tidak terputus, meski seseorang telah meninggal dunia adalah ilmu yang pernah diajarkannya dan masih memberi manfaat bagi orang lain.

Maksud dari ilmu yang bermanfaat adalah, ilmu yang pernah disampaikan seseorang kepada orang lain. Mekanismenya, baik dengan cara lisan, berupa ceramah, memberikan materi kuliah, mengajar, ataupun dengan cara tulisan, yaitu dengan jalan menulis buku. Ilmu yang disampaikan itu, hingga si dai, dosen, guru, ustadz ataupun kyai tersebut meninggal dunia. Ilmu yang disampaikannya tersebut, masih terus memberikan manfaat kepada orang lain.

Dari keterangan ini jelaslah, menyampaikan ilmu kepada orang lain, tidak sekadar bisa memberikan pencerahan dan pencerdasan, tetapi juga dapat menjadi ladang amal untuk mendapatkan pahala. Dengan demikian ungkapan di atas yang menyatakan, siapa menabur pengetahuan akan menuai pahala adalah benar adanya.

Inilah salah satu alasan, mengapa saya begitu bersemangat setiap kali mengajar, menyampaikan materi kuliah. Karena, selain saya bisa merasakan kepuasan batin berupa memberi kontribusi kepada sesama dengan berbagi ilmu, pengetahuan, serta pengalaman, juga ada orientasi jangka panjang yang menjadi motivasi saya, yaitu rida Allah.

Ya, saya berharap kepada Allah semoga apa yang saya lakukan selama ini, berupa aktivitas mengajar, baik secara formal di ruang-ruang perkuliahan, maupun mengisi pengajian di majelis-majelis taklim diridai Allah SWT. Sehingga, dengan rida-Nya, saya akan mendapatkan keberkahan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti. Semoga.

Ruang Inspirasi, Sabtu (8/2/2020).

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!