JAKARTA, MENARA62.COM– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menghimbau para guru dan kepala sekolah memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah. Himbauan tersebut dikeluarkan terkait maraknya pemberitaan _Skip Challenge_ yang dilakukan siswa di media sosial.
“Permainan _Skip Challenge_ sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras. Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah,” tegas Mendikbud, Sabtu (11/03/2017).
Perlu dipahami oleh para siswa, bahwa permainan _Skip Challenge_ tersebut sangat membahayakan jiwa siswa, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Sebab kata Mendikbud, apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua.
“Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” lanjutnya.
Karena itu Mendikbud berharap para siswa di bawah bimbingan guru dan kepala sekolah tidak melakukan tindakan yang berbahaya, yang tidak mendukung masa depan. Lebih baik melakukan aktivitas yang positif dalam mengekspresikan diri.
“Aktivitas siswa saat-saat jam istirahat dan jam pulang sekolah perlu menjadi perhatian sekolah. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” pungkas Muhadjir.
Saat ini sedang viral video maupun foto-foto di media sosial yang mempertunjukkan siswa melakukan tantangan _Skip Challenge_ atau _Pass Out Challenge_. Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan pelakunya kejang dan pingsan. Banyak siswa menganggap bahwa aktivitas tersebut merupakan pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan.
Tetapi, tanpa disadari oleh para siswa tersebut, mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak, dan berakibat fatal seperti terjadinya kerusakan otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya. Praktisi kesehatan telah melarang tantangan yang berbahaya ini. Namun, masih banyak yang belum memahami risikonya.