MEDAN, MENARA62.COM – Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) akan menggelar pengamatan gerhana matahari sebagian pada 26 Desember mendatang. Pengamatan ini dilakukan mengingat gerhana matahari sebagian merupakan fenomena alam yang langka.

“Fenomena alam gerhana matahari sebagian diperkirakan terjadi pada 26 Desember 2019. Ini merupakan salah satu fenomena alam yang menarik untuk diamati,” kata Kepala OIF UMSU, Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar dikutip dari Antara, Kamis (19/12/2019).

Untuk kegiatan pengamatan itu, pihak OIF akan menyiapkan sejumlah teleskop canggih. Kegiatan ini juga terbuka bagi masyarakat yang ingin melihat fenomena alam gerhana matahari menggunakan teleskop canggih.

Dijelaskan, dalam pengamatan gerhana matahari tim OIF UMSU akan menyiapkan 5 unit teleskop, 1 unit binokuler, 1 unit kamera lubang jarum terbesar, dan 3 ribu kacamata matahari.

“Lokasi pengamatan akan diadakan di pelataran kampus Pasca Umsu jl. Denai no. 217,” katanya.

Pengamatan dibuka untuk umum, dan tim OIF menyiapkan 3 ribu kacamata yang akan dibagikan secara gratis kepada pengunjung.

Rangkaian kegiatan pengamatan nantinya dirangkai dengan berbagai kegiatan berupa pengamatan matahari menggunakan teleskop, binokuler, kamera lubang jarum, shalat sunat gerhana, dan pemecahan rekor MURI.

Lebih lanjut, secara sederhana, gerhana adalah momen astronomi yang terjadi tatkala sebuah benda langit tertutup oleh benda langit lainnya.

Gerhana matahari berarti ketika bulan berada segaris antara matahari dan bumi sehingga cahaya matahari terhalang oleh piringan bulan.

Daerah-darah di Indonesia yang akan mengalami GMC adalah Sumut, Riau, Kepri, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur.

Di Sumut sendiri titik puncak GMC akan terjadi di Padangsidimpuan, sedangkan di Kota Medan hanya mengalami gerhana matahari sebagian yaitu mencapai 90 persen.

Secara keilmuan, momen GMC di Indonesia baru akan terjadi 12 tahun lagi, GMC berikutnya baru akan melintasi Indonesia pada tanggal 21 Mei 2031.