29.7 C
Jakarta

Pemda Diminta Serius Mengembangkan Koperasi

Baca Juga:

Pasuruan, MENARA62.COM  Keberadaan koperasi memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam mengembankan kesejahteraan masyarakat. Tentunya pemerintah daerah bisa menangkap peluang tersebut sebagai stratetegi program pembangunan. Peryataaan ini diungkapkan oleh, Ketua BMT Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. KH Mahmud Ali Zain pada hari Sabtu (16/9) yang lalu menyatakan bahwa Komitmen atau kepedulian pemerintah daerah terhadap koperasi sudah seharusnya terus ditingkatkan.

Menurut Ali Zain, mau bagaimanapun Gerakan pemerintah daerah sangat memberi warna tergadap perkembangan koperasi di Tanah Air. Ali Zain menegaskan bahwa yang paling penting agar koperasi bisa maju dan berkembang adalah pemerintah, baik pusat maupun daerah harus betul-betul semangat untuk mengembangkan koperasi, kalau pemerintahnya tidak pernah berbicara tentang pentingnya berkoperasi dalam meningkatkan perekonomian nasional, bagaimana mungkin generasi milenial bisa tertarik untuk berkoperasi.

Kendati demikian, Ali Zain mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir ini, pemerintah pusat khususnya Kementerian Koperasi dan UKM semangat betul mendorong perkembangan dan perbaikan kinerja koperasi bahkan mengajak para kaum milenial untuk berkoperasi.

Ia menyebutkan, gerakkan dari Kementerian Koperasi dan UKM tersebut di antaranya menfasilitasi terbitnya Nomor Induk Koperasi (NIK), Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan menghapus koperasi-koperasi yang tidak aktif menjalankan fungsi dan perannya sesuai Undang-Undang Perkoperasian.

“Kami sangat mengapresiasi kebijakan Menteri Koperais dan UKM saat ini (AAGN Puspayoga) yang berani menghapus koperasi-koperasi yang tidak aktif atau tidak menjalankan operasionalnya sesuai aturan, Menteri-menteri sebelumnya tidak berani, saya gak tau kenapa tidak berani, dengan dihapusnya koperasi-koperasi yang tidak baik, diharapkan ke depan koperasi yang masih ada akan semakin berkualitas, sehingga koperasi akan menjadi lembaga keuangan inklusif yang kompetitif,” ujar Ali Zain.

Dengan demikian diharapkan kaum melenial akan semakin tertarik untuk berkoperasi.

“Mereka Harus Mandiri,” ujar Ali Zain.

Dalam sebuah kesempatan tersebut, Ali Zain juga mengatakan bahwa masyarakat yang akan mendirikan koperasi jangan hanya sekedar ingin memperoleh manfat program-program bantuan dari pemerintah, pendirian koperasi itu yang paling utama adalah memiliki visi membangun kemandirian koperasi.

Menurutnya, jika pendirian koperasi hanya untuk mendapatkan program-program dari pemerintah, maka koperasi itu tidak akan bertahan lama atau tidak aktif dan mati suri, nah dari situlah Kemandirian  yang selama ini dipegang teguh oleh Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Sidogiri yang sejak didirikan adalah ingin membangun kemandirian ekonomi berdasarkan semangat kegotong royongan dan kekeluargaan.

Yaa contohnya Bung Hatta, pungkas Ali, sebagai Bapak Koperasi yang dari awal mengajarkan berkoperasi yang seperti itu, Karena itu, pihaknya berkomitmen nilai-nilai tersebut mampu menjadi spirit bagi para alumni pesantren Sidogiri yang kini tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Menurutnya, kemandirian ekonomi berkoperasi sangat penting, karena dengan kemandirian akan mampu menentukan nasib hidup sendiri, bahkan, ia mencontohkan dampak dari ketidak mandirian itu di refleksikannya seperti dalam menentukan harga-harga barang yang ada selama ini yang banyak ditentukan oleh pihak lain.

Terkait dengan itu, BMT UGT Sidogiri bercita-cita menjadi soko guru dalam mengkonsolidasikan potensi-potensi ekonomi yang ada di masyarakat.

“Itulah yang kita harapkan ketika mendirikan BMT UGT Sidogiri tersebut,” terangnya Ali Zain.

Sebagai Informasi, koperasi pesantren terbesar di Indonesia, BMT UGT sidogiri mengembangkan berbagai unit bisnis yang dikelola oleh para alumni pondok pesantren Sidogiri, diantaranya perusahaan teknologi IT, asuransi, properti, agro, travel haji dan umroh.

“Dengan melalui berbagai bisnis tersebut dan jaringan yang kami kelola, BMT UGT Sidogiri mampu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat,” ujar Ali Zain.

Dilihat dari akhir tahun 2017 lalu,  total BMT UGT Sidogiri sudah mencapai Rp. 2,4 triliun, dan hingga akhir tahun 2018 nanti ditargetkan total asetnya mencapai Rp.5 triliun, untuk mengejar target aset tersebut, BMT yang kini memiliki jumlah anggota sebanyak 16.647 orang itu, pihak pengurus akan meningkatkan jaringan pelayanan dan profesionalisme sumber daya manusianya.

Saat ini, BMT UGT Sidogiri memilik jaringan kantor cabang yang tersebar di 49 provinsi.

“Kami optimistis dengan jumlah jaringan tersebut mampu memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat yang kepingin hijrah dalam sistem keuangan syariah,” ujar Ali Zain.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!