26.2 C
Jakarta

Ribuan Jamaah Ikuti Salat Iduladha di Halaman Parkir UMPKU Surakarta

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammamadiyah PKU (UMPKU) Surakarta mengadakan Sholat Iduladha, 10 Dzulhijjah, 1446 H yang berlokasi di Halaman Parkir UMPKU Surakarta yang diikuti sekitar 1000-an jamaah, Jumat (6/6/2025).

 

Teguh Wahyudi selaku Humas UMPKU menyampaikan sholat Iduladha ini sudah direncanakan dari awal yang dikelola Forum Silaturahmi antar masjid setempat bekerjasama dengan UMPKU Surakarta.

Sholat Iduladha dibawah kordinasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta dengan Imam dan Khotib Drs. H. Encep Moh Ilham, S.Pdi., M.Si., dari Majlis Tarjih PDM Kota Surakarta.

 

Edi Koerniawan selalu takmir masjid At Taqwa bersyukur atas kelancaran acara. “Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan baik, jamaah sangat antusias dari mahasiswa dan warga serta sekitar kampus. Ini terlihat dari membludaknya jamaah di halaman Parkir UMPKU Surakarta. Banyak di antara mereka menempati jalan, hingga gang gedung karena membludaknya jamaah sholat,” ungkapnya.

 

 

Sholat Iduladha di UMPKU Surakarta bagian dari sinergi dengan Forum Silaturahmi Antar Masjid antara lain Masjid Aisyiyah, At Taqwa 1, Ghufron dan Mushola At ta’awun berharap, dengan dilaksanakan Sholat Iduladha di Lapangan UMPKU Muhammadiyah Surakarta sekaligus sosialisasi keberadaan Amal Usaha Muhammadiyah yang dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat umum, terkait kegiatan ibadah maupun kegiatan lainnya.

“Semoga ini menjadi syiar kita di mana, UMPKU Surakarta, kampus Islami yang mampu melayani jamaahnya dengan baik dalam melaksanakan sholat Iduladha di Kampus UMPKU Muhammadiyah Surakarta,” imbuh Edi.

 

Encep Moh. Ilham dalam khutbahnya mengajak jamaah untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim AS yang diuji kecintaan kepada Allah dan kecintaannya pada keluarganya sehingga menumbuhkan generasi sekarang untuk semangat BerQurban.

 

“Dari Nabi Ibrahim AS, kita belajar bahwa kecintaan kepada Allah SWT lebih besar, dari apapun. Dengan demikian, terdapat 4 pelajaran untuk mengembangkan kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

 

Pelajaran pertama, yaitu dengan berhusnudzon kepada Allah. Banyak manusia yang sengsara bukan karena sedikitnya nikmat, tetapi karena sedikitnya husnudzon dengan Allah. Dalam hadist dikatakan bahwa Allah itu tergantung prasangka hambanya.

 

“Ke dua, mencari rezeki yang halal. Dari perjuangan Siti Hajar untuk mempertahankan hidup dari bukit Sofa ke bukit Marwah, dapat ditarik makna bahwa manusia harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam menjemput rezeki yang halal,” tambahnya.

 

 

Ke tiga, berqurban untuk Allah SWT, bahwa pengobranan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail dalam berlomba-lomba mendapatkan cinta dan kasihnya Allah SWT.

 

“Terakhir, pelajaran yang dapat kita ambil adalah dalam mendidik keluarga. Nabi Ismail tidak menjadi pribadi yang sabar kalau tidak mendapatkan pengajaran dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Seorang anak membutuhkan proses yang panjang, dan melibatkan peran orang tua yang besar,” pungkasnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!