27.3 C
Jakarta

Sekitar 50 Juta Orang Di Dunia Menderita Dimensia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Dimensia merupakan salah satu krisis global kesehatan dan sosial yang signifikan di abad ke – 21. Penyakit berupa gangguan pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat hingga kemampuan mental, saat ini diderita sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.

Angka tersebut diperkirakan akan meningkat pesat mejadi 132 juta orang pada 2050 jika tidak dilakukan penerapan strategi penanggulangan risiko yang efektif.

Paola Barbarino, Chief Executive Officer Alzheimer’s Disease International (ADI) menjelaskan, diagnosis demensia sering kali terlambat dilakukan. Akibatnya seseorang mendatangi dokter saat penyakit dimensianya sudah cukup parah.

“Jadi pemahaman orang akan dimensia masih rendah. Akibatnya kasus gangguan otak ini cenderung meningkat,” jelas Paola dalam siaran persnya, Selasa (26/9/2017).

Penelitian ADI mengungkapkan saat ini diperkirakan setiap tiga detik terdapat satu orang terkena Alzheimer. Karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran global akan ancaman gangguan aAlzheimer ini.

WHO diakui Paola telah mengadopsi “Global Plan of Action on The Public Health Response to Dementia 2017-2025” . Yaitu sebuah rencana global yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesadaran, deteksi dini, dan diagnosis demensia.

“Namun, baru sekitar 30 dari 194 negara anggota WHO yang telah mengembangkan rencana penanggulangan risiko demensia. Pemerintah setiap negara harus bertindak sekarang juga untuk menerapkan rencana dan kebijakan untuk mengurangi epidemi global secara serius,” katanya.

Sementara itu, Eksekutif Direktur Alzheimer’s Indonesia, Sakurayuki, mengapresiasi pemerintah Indonesia yang telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Demensia pada Maret 2016 lalu. Langkah pemerintah Indonesia ini telah diapresiasi oleh ADI sebagai salah satu negara yang aktif dalam meningkatkan kesadaran penyakit demensia.

Indonesia telah menjadi role model untuk kampanye peningkatan kesadaran demensia di Asia Pasifik, berkat kolaborasi dengan semua pihak, baik itu pemerintah pusat dan daerah, perusahaan swasta maupun publik, yang bersama-sama untuk tidak maklum dengan pikun,” ujar Sakurayuki.

Adapun potensi kerugian ekonomi dari penyakit demensia diprediksi mencapai Rp30 triliun pada 2050 mendatang. Hal ini timbul akibat hilangnya penghasilan bagi pasien demensia dan biaya yang dikeluarkan untuk merawat serta membeli obat-obatan.

Untuk mengetahui tanda-tanda seseorang mengidap demensia, masyarakat diharapkan memperhatikan gejalanya dan mengecek ke dokter ahli. Berikut adalah 10 tanda-tanda demensia:

  1. Gangguan daya ingat
  2. Sulit melakukan kegiatan yang bersifat familiar
  3. Gangguan komunikasi
  4. Disorientasi waktu dan tempat
  5. Kesulitan dalam membuat keputusan
  6. Sulit fokus
  7. Menaruh barang tidak pada tempatnya
  8. Perubahan perilaku dan kepribadian
  9. Kesulitan memahami hubungan antara visual dan spasial
  10. Menarik diri dari pergaulan
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!