28.6 C
Jakarta

Tingkatkan Daya Saing Melalui Making Indonesia 4.0

Baca Juga:

JAKARTA – Making Indonesia 4.0 sebagai program nasional terus diupayakan pemerintah melalui berbagai agenda kegiatan penguatan kapasitas pemimpin Indonesia. Salah satu agendanya adalah implementasi revolusi mental dalam era revolusi industri 4.0.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk kuliah umum dengan mendatangkan pembicara Otto Scharmer di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara, Jakarta, (5/7).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini sangat penting sekali untuk meningkatkan daya saing Indonesia di masa yang akan datang. Mengingat daya saing Indonesia masih rendah yaitu peringkat 36 dari 137 negara.

“Kita terus lakukan berbagai upaya untuk menaikkan daya saing bangsa. Salah satunya melalui kegiatan riset dimana kita menargetkan pada 2030 para peneliti Indonesia menjadi 10 besar di dunia. Dan pada 2050 pertumbuhan ekonomi Indonesia nomor 4 di dunia,” kata Nasir dalam siaran persnya, Kamis (5/7).

Karena itu, kata Nasir, kita harus bisa memanfaatkan bonus demografi pada 2030 nanti untuk mendongkrak daya saing bangsa melalui smber daya manusia (SDM).

“Kemenristekdikti dengan Lemhanas akan mengawali bagaimana membentuk cara pandang di dalam pengelola lembaga itu dan cara melayani kepada masyarakat. Kaitannya untuk melakukan kemajuan di masa yang akan datang,” terang Nasir.

Diundangnya Otto Scharmer lanjut Nasir, dalam upaya membentuk mindset para pengelola dengan memberikan pemahaman tentang theory u yaitu bagaimana kita melakukan satu bentuk perubahan di dunia.

“Untuk itu kita lakukan secara bersama- sama seluruh kementerian dan lembaga untuk menjalankan hal yang sama kepada staf yang di bawahnya dan akan di monitor oleh Lemhanas. Sebelum melakukan pelatihan apa yang mereka lakukan perubahan yang dilakukan, perubahan sejauh apa,” ungkapnya.

Nasir berharap nantinya  hasilnya akan di review oleh semua elemen tidak hanya pemerintah saja namun melibatkan masyarakat, LSM serta ormas yang lainnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam sambutannya menjelaskan bahwa program ini disiapkan untuk membuka cakrawala menunjuk perubahan dan perilaku kapasitas manusia. Menurut Darmin banyak hal yang harus berubah dari diri sendiri, cara kerja dan kapasitas kita untuk menghadapi revolusi industri.

“Seorang pemimpin ke depan tidak korupsi dan tidak boros. Dengan revolusi kali ini yang akan mewabah ke seluruh dunia kita harus mempersiapkan diri dan mendengarkan usulan orang lain serta bekerja sama,” tutur Darmin.

Gubernur Lemhanas Agus Widjojo menuturkan bahwa program ini dilihat secara keseluruhan tentang kepemimpinan, sistem dan penekanan terhadap kerjasama.

“Kita harus merubah mindset berpikir untuk menghadapi revolusi mental. Peserta dari seluruh komponen tidak terbatas dari perguruan tinggi, kementerian dan non kementerian,” sebutnya.

Seminar ini diikuti oleh Pimpinan Perguruan tinggi dan Pimpinan Lemhanas di seluruh Indonesia. Turut hadir dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Sesjen Kemenristekdikti Ainun Naim , Dirjen Belmawa Kemenristekdikti Intan Ahmad, Staf Ahli Bidang Kemahasiswaan Kemenristekdikti Paulina Pannen, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemenristekdikti Wisnu S. Soenarso , serta tamu undangan lainnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!