BANDA ACEH, MENARA62.COM – Balai Bahasa Provinsi Aceh telah merampungkan kegiatan penyusunan Kamus Bahasa Aceh Bidang Kemaritiman. Penyusunan kamus tersebut kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Karyono S.Pd, M.Hum menjadi satu dari dua kegiatan unggulan yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Aceh pada tahun 2021.
Dalam keterangan tertulisnya, Karyono menjelaskan penyusunan kamus Bahasa Aceh Bidang Kemaritiman dilakukan melalui 2 tahapan. Pertama adalah inventarisasi Kosakata Bahasa Aceh bidang Kemaritiman yang dilakukan di tiga Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Aceh Timur dan Kota Lhokseumawe pada 8-12 Maret 2021 dan Kabupaten Aceh Barat pada 15-19 Maret 2021.
“Pada tahapan ini dilakukan untuk mengumpulkan kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman sehingga mengharuskan panitia untuk terjun ke daerah pesisir; mengamati dan bertanya kepada narasumber mengenai istilah dalam pekerjaan mereka. Narasumber yang terlibat merupakan orang-orang yang ahli di bidangnya, yaitu pawang laut, nelayan, dan tokoh yang mengerti tentang dunia perkapalan,” jelas Karyono, Jumat (1/10/2021).
Tahap kedua adalah Lokakarya Kamus Kemaritiman Bahasa Aceh. Balai Bahasa Provinsi Aceh lanjut Karyono telah menggelar Lokakarya Kamus Kemaritiman Bahasa Aceh tanggal 23 – 26 Agustus 2021. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Permata Hati, Aceh Besar, dengan mengikuti protokol kesehatan.
Ia menjelaskan lokakarya kamus merupakan suatu upaya untuk memvalidasi kosakata yang telah diinventarisasi, baik melalui pengambilan data lapangan maupun studi pustaka. Kegiatan ini dihadiri oleh para peserta yang sebelumnya menjadi informan dalam kegiatan Inventarisasi Kosakata Bahasa Aceh Bidang Kemaritiman yang berasal dari tiga daerah pesisir di Provinsi Aceh, yaitu Aceh Timur, Aceh Barat, dan Lhokseumawe.
“Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan peserta yang berprofesi sebagai akademisi dan praktisi di bidang kebahasaan dan kebudayaan,” tukasnya.
Narasumber kegiatan ini berasal dari instansi terkait kemaritiman dan kebahasaan, yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, PSDKP Lampulo, Fakultas Kelautan dan Perikanan USK, BPBAP Ujung Batee, dan Balai Bahasa Provinsi Aceh.
Revitalisasi Sastra Daerah
Selain menyusun kamus kemaritiman, Balai Bahasa Aceh juga melakukan kegiatan Revitalisasi Sastra Daerah di Provinsi Aceh,. Kegiatan revitalisasi tersebut dimulai dengan revitalisasi sastra nazam Aceh Barat pada tanggal 31 Maret – 2 April 2021. Nazam merupakan salah satu syair Aceh yang digunakan sebagai sarana pembelajaran agama.
Menurut Syeh Masri (Tokoh Budayawan Aceh), nazam disampaikan dalam beberapa model lagu untuk mengiringi bait-bait yang berisi petuah agama. Dengan lagu tersebut, nazam akan lebih terpaut di hati pendengar sembari memahami dan mempraktikkan pesan nazam di kehidupannya.
“Nazam adalah warisan budaya Aceh yang wajib dijaga dan dilestarikan. Oleh karena itu, tim Balai Bahasa Provinsi Aceh melakukan revitalisasi sebagai langkah membangkitkan kembali semangat pelestarian di masyarakat Aceh,” jelas Karyono.
Memang tak bisa dimungkiri bahwa eksistensi nazam pada zaman sekarang bisa dibilang memprihatinkan. Sebagaimana kesenian-kesenian tradisional yang kehilangan banyak peminat karena perkembangan zaman, nazam juga bernasib tidak jauh berbeda.
Keprihatinan ini ditegaskan pula oleh Syeh Masri. Kepada Tim BBPA Syeh Masri (31/3) mengatakan beragam media hiburan yang semakin ramai di zaman sekarang menjadi faktor pemicu kesenian nazam kalah pamor dan semakin lama semakin ditinggalkan masyarakat.
Kegiatan revitalisasi yang telah dilakukan oleh BBPA sejak tanggal 31 Maret lalu lanjut Karyono, tentu tidak cukup untuk membuat nazam menjadi panjang umur dan berdaya hidup tinggi di masyarakat Aceh. Tetapi optimisme terhadap eksistensi nazam mesti senantiasa dirawat dan diejawantahkan menjadi usaha-usaha konkret yang kontinu, baik itu dari pemerintah, masyarakat, maupun dari pegiat nazam itu sendiri.
“Kerja sama serta konsistensi dari usaha-usaha tersebut jelas merupakan faktor penentu bagi membaiknya daya hidup nazam di masyarakat Aceh pada generasi yang akan datang,” katanya.
Selain revitalisasi sastra Nazam, Balai Bahasa Aceh juga melakukan revitalisasi Sastra Folklor Kekitiken di Kabupaten Aceh Tengah tanggal 6–8 April 2021. Tim Revitalisasi Sastra Folklor Kekitiken di Kabupaten Aceh Tengah telah selesai melaksanakan kegiatan mereka tanggal 8 April 2021.
Kegiatan dimulai tanggal 6 April 2021 setelah sehari sebelumnya tim menempuh perjalanan sekitar delapan jam dan beristirahat selama satu malam. Setelah itu tim melanjutkan agenda kerja menuju ke beberapa sekolah di Kabupaten Aceh Tengah.
Tim Revitalisasi Sastra Folklor Kekitiken lalu melihat persiapan siswa di bawah bimbingan guru untuk mengikuti lomba kekitiken di tanggal 7 April 2021. Sekolah yang pertama sekali tim kunjungi adalah SMA terpadu Al-Azhar.
Cut Ida Agustina, S.S., yang merupakan koordinator tim menyampaikan penjelasan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan siswa mengenai maksud dan tujuan kedatangan tim untuk mengadakan Revitalisasi Kekitiken di Kabupaten Aceh Tengah.
Ia juga menyampaikan berbagai hal yang perlu disiapkan agar siswa dapat berkekitiken dengan maksimal ketika hari H tiba.
Kemudian tim Revitalisasi Kekitiken melanjutkan perjalanan ke beberapa sekolah lainnya. Sore harinya tim menuju ke beberapa kecamatan untuk mendapatkan responden untuk mengisi kuesioner. Beberapa responden mengemukakan bahwa tradisi berkekitiken di masyarakat Gayo sudah mulai hilang.
Keesokan harinya kegiatan lomba Kekitiken dilaksanakan di SMAN 8 Takengon. Sebelum lomba dimulai, dua orang narasumber, Dr. Johny dan Salman Yoga, S.Ag., M.Ag menyampaikan materi mengenai Kekitiken. Berkekitiken membutuhkan kecepatan berpikir, pertanyaan yang diberikan pihak penanya kepada temannya penuh dengan bahasa yang mengandung pernyataan yang membutuhkan daya nalar, sehingga hal ini akan menambah daya nalar orang berkekitiken. Narasumber mengingatkan betapa pentingnya melestarikan budaya Kekitiken dalam masyarakat khususnya masyarakat Gayo.
Tim Revitalisasi Sastra Folklor Kekitiken di Kabupaten Aceh Tengah di tanggal 8 April 2021 melanjutkan perjalanan ke beberapa kecamatan yang berada di Aceh Tengah untuk kembali mendapatkan data dari para responden. Para responden begitu antusias menyambut kedatangan tim Revitalisasi Sastra Folklor Kekitiken di Kabupaten Aceh Tengah. Mereka semua berharap agar Kekitiken dapat terus dilestarikan dalam kehidupan masyarakat Gayo.