30.2 C
Jakarta

Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca se-Kabupaten Sitaro, Upaya Meningkatkan Literasi Masyarakat Sulut

Baca Juga:

MANADO, MENARA62.COM – Guna meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan kegiatan Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca Se-Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari (13-15 April 2021) tersebut dibuka resmi oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro, Drs. Jhon Heit Palandung, M.Si.

Tampil sebagai narasumber adalah Faradila Bachmid, S.Psi., seorang Duta Baca Provinsi Sulawesi Utara dan mempunyai Komunitas Baca Manado, Akbar Wicaksono, S.S., dari Komunitas Baca Jawa Tengah. Ada enam materi yang dibagikan narasumber kepada peserta, yaitu perkembangan literasi di Sulut dan Jawa Tengah, Bahan Bacaan Literasi dan Perjenjangan Buku, Penulisan Kreatif dalam Karya Sastra, Teknik dan Langkah-langkah Menulis Karya Sastra, Praktik Baik dalam Membaca Karya Sastra, dan Pengelolaan serta Pembinaan Rumah Baca agar Berdiri Secara Legal atau Berbadan Hukum.

Melalui laporan tertulisnya, Sabtu (1/10/2021) Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulut, Drs. Dwi Sutana, M.Hum menyebutkan dalam komunikasi lintas bangsa, ada kecenderungan penilaian kemajuan sebuah bangsa diukur dari tinggi rendahnya minat baca masyarakatnya. Bahkan, secara lebih luas tingkat literasi masyarakat sebuah bangsa menjadi citra tinggi rendahnya peradaban bangsa.

“Sementara itu, dalam ukuran tingkat dunia, minat baca, dan tingkat literasi masyarakat Indonesia masih perlu dan harus ditingkatkan agar sejajar dengan bangsa-bangsa yang telah mencapai taraf literasi dan minat baca tinggi,” jelasnya.

Foto bersama Wakil Bupati Kab. Kep. Sitaro, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, Kepala Balai Bahasa, Kasubbag BBPSU, dan narasumber

Isu utama yang berkembang belakangan adalah kemampuan baca (literasi) anak-anak Indonesia tertinggal selama 4 tahun dibandingkan dengan kemampuan baca anak-anak di negara mau. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti, sosial, ekonomi, geografi, jumlah penduduk, dan sebagainya serta adanya fakta bahwa tradisi budaya baca tulis (literasi) dan berpikir kritis serta kreatif belum dibangun secara masif dan sistemik di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2016 telah meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang terdiri atas Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan Literasi Bangsa. “Gerakan ini membuat bidang literasi terus digalakkan, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang gemar membaca dan menulis bahkan dikaryakan dalam komunitas literasi,” sambung Dwi Sutana.

Berbagai kegiatan berliterasi yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat antara lain membentuk komunitas literasi, komunitas baca, dan komunitas sastra. Upaya ini tentunya diharapkan dapat menumbuhkembangkan sikap positif masyarakat dan komunitas literasi dalam bidang literasi.

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa lanjut Dwi Sutana, memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan  bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara juga turut berperan serta dalam upaya mengembangkan kemampuan literatif dan kecerdasan anak-anak bangsa melalui Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca Se-Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah membentuk, membina, mengembangkan komunitas literasi di seluruh wilayah Sulawesi Utara; memberikan wadah penyaluran minat baca dan tulis serta kreatifitas masyarakat dalam komunitas literasi khususnya generasi muda.

Tujuan lain adalah menumbuhkan sikap positif dan rasa cinta terhadap literasi dalam bentuk karya sastra;  membangkitkan minat menulis di kalangan komunitas literasi serta mengasah kemampuan mengembangkan ide, gagasan, dan imainasi dalam menciptakan karya literasi; serta dapat menerapkan praktik baik literasi, seperti mendirikan taman baca masyarakat (TBM), bedah buku, dan kegiatan lainnya.

Kegiatan Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca Se-Kabupaten Kepulauan Sitaro yang digelar kerjasama dengan Pemkab serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sitaro tersebut menghasilkan praktik baik literasi yang dibuat oleh peserta berupa karya sastra puisi, dan hasil karya peserta terbaik dibacakan oleh penulisnya.

“Bahkan beberapa orang menulis puisi dengan menggunakan bahasa daerah. Hal ini tentunya merupakan salah satu bentuk pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Sangihe dialek Siau. Dengan kegiatan ini diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, peserta tergerak dan termotivasi membentuk komunitas literasi,” jelas Dwi Sutana.

Foto bersama para peserta dengan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro

Ia berharap setelah kegiatan ini, nantinya akan terbentuk komunitas-komunitas  literasi baru di masyarakat. Terlebih beberapa peserta ternyata sudah tergabung dalam sanggar sastra teater, seperti sanggar sastra Mudato Club, sanggar sastra Liungkendage, dan teater Jio, meski dengan jumlah yang tidak banyak.

Sayangnya, kegiatan Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca ini belum mampu melibatkan perwakilan dari berbagai wilayah seperti Tagulandang dan Biaro akibat terkendala alat transportasi dan letak geografis wilayah.

Kegiatan Bengkel Sastra Penulisan Kreatif bagi Komunitas Baca Se-Kabupaten Kepulauan Sitaro ditutup resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Ir. Novia Tamaka dan sambutan penutupan disampaikan Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Drs. Dwi Sutana, M.Hum.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!