30.7 C
Jakarta

Tiga Masalah Umat Islam

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM–Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas menyebutkan, terdapat dua hal permasalahan Muslim Indonesia saat ini, yaitu akhlak, dan kesenjangan ekonomi.

“Degradasi akhlak kaum Muslim saat ini sangatlah memprihatinkan,” ujar Yunahar, Senin (1/1/2017) di Yogyakarta, seperti dilaporkan situs muhammadiyah.or.id.

Ada tiga permasalahan akhlak,yaitu akhlak pribadi, akhlak sosial, dan akhlak di ruang publik.  Akhlak pribadi bagi seorang muslim, berarti tidak melakukan zina dan menjauhinya, tidak mencuri dan korupsi, tidak mabuk-mabukan dan mengonsumsi narkoba, tidak membunuh, tidak berbohong, dan tidak melakukan hal apapun yang dilarang agama.

Pemberantasan minuman keras (miras) menurut Yunahar, sudah cukup masif dilakukan pihak kepolisian. Puluhan bahkan ratusan ribu botol miras hasil disita dan dimusnahkan polisi. Ia pun sangat mengapresiasi usaha kepolisian ini. Sayangnya, usaha ini belum sepenuhnya didukung penuh oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan yang ada, baru sebatas pemetaan lokasi yang diperbolehkan menjual miras sesuai kadarnya, belum ada aturan untuk melarang peredaranya, atau penutupan pabrik yang mengolahnya.

“Sebanyak apapun botol yang mereka sita, berapa kalipun melakukan razia, miras tidak akan habis karena pabriknya masih diperbolehkan beroprasi,” tegas Yunahar.

Terkait akhlak sosial, Yunahar menjelaskan, sejauh mana kita berbuat baik kepada tetangga dan masyarakat, peduli terhadap kaum dhuafa, anak yatim, dan rakyat kecil.

“Kepedulian terhadap sesama bangsa Indonesia, khsusnya umat Islam saat ini cukup merosot. Masyarakat sekarang lebih banyak acuh tak acuhnya ketimbang peduli,” ujarnya.

Sedangkan terkait akhlak di ruang publik, Yunahar menjelaskan, berkaitan dengan kedisiplinan, kebersihan, dan menghargai waktu. Termasuk kebiasaan corat-coret, vandalism, di ruang publik yang marak di Indonesia. “Corat-coret di ruang publik itu bukan cerminan ekspresi, tapi melihatkan kemerosotan akhlak,” tegasnya.

Tentang permasalahan umat Islam Indonesia yang kedua, Yunahar menjelaskan, saat ini kesenjangan ekonomi di Indonesia sudah di bawah kewajaran. Ada 1% orang Indonesia, yang menguasai 55% asset negara. Bahkan di Jakarta, 11% orang yang menguasai 77% properti yang ada. Termasuk 85% lahan perkebunan di Indonesia, hanya dimiliki oleh 25 orang saja.

“Saya harap pemerintah melakukan terobosan-terobosan baru untuk mengatasi masalah serius ini,” kata Yunahar.

Wirausaha

Mengatasi kesenjangan ekonomi tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak lima tahun terakhir ini melalui Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan membuat program untuk memerangi kesenjangan ekonomi. Salah satunya adalah program mengumpulkan satu juta saudagar Muslim.

“Tujuanya adalah untuk mendorong para saudagar bertranksaksi di pasar nasional dan bisa merebutnya dari tangan minoritas yang mengusai sebagian besar asset negara, semoga melalui program tersebut akan menjadi tonggak awal kebangkitan perekonomian umat muslim di Indonesia,” tutup Yunahar.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!