SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengukir prestasi dalam ajang kompetisi Indonesia Inventors Day (IID) 2025 pada 11-14 September 2025 di Smesco Exhibition Hall, Jakarta, Indonesia. Sejumlah 5 tim UMS berhasil meraih 2 medali perak dan 3 medali perunggu, melalui inovasi dan kreativitas mahasiswa.
Tim Mynterke dengan inovasi Education Game untuk membantu siswa memahami mata pelajaran di sekolah dan Tim Phisio Connect tentang sebuah inovasi mengenai pengukuran standar posisi tulang secara mandiri berhasil membawa pulang medali perak.
Sementara itu, masing-masing tim Xantoria, Sadhara, dan Yica membawa pulang medali perunggu. Tim Xantoria.menciptakan obat analgesik yang terbuat dari kulit manggis.Tim Sadhara mengembangkan aplikasi dalam membantu kesehatan mental, sedangkan Tim Yica dengan inovasi pemanfaatan eceng gondok dalam komposisi sabun pembersih wajah.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Talenta Inovasi (DKPTI) UMS, Ir. Ahmad Kholid Al Ghofari, S.T., M.T., menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan mahasiswa dalam kompetisi internasional.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih oleh tim-tim mahasiswa. Ini bukan sekadar kemenangan medali, tetapi kemenangan atas semangat kreativitas, kerja keras, dan komitmen untuk memberi solusi nyata bagi masyarakat,” ujar Kholid saat dimintai keterangan pada Minggu, (21/9).
Menurutnya, strategi pendekatan proaktif dilakukan melalui tiga pilar, yakni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), laboratorium inovasi fakultas, dan program talent scouting di awal semester diterapkan untuk menemukan mahasiswa berbakat. Kemenangan ini menurutnya menjadi bukti efektivitas implementasi strategi pendampingan, sekaligus menunjukkan konsistensi prestasi lintas fakultas.
Kholid berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak pernah ragu dalam bermimpi besar. “Inovasi dimulai dari keberanian untuk bertanya, ‘Bagaimana jika?’ Jadilah agen perubahan, sekecil apapun sumbangsih Anda,” harapnya.
Muhammad Al Fatih Hendrawan, S.T., M.T., selaku Kasubdit Talenta, Inovasi, dan Prestasi DKPTI, memaparkan UMS melakukan pendampingan penuh kepada setiap tim sejak awal proposal dibuat. Ia menegaskan bahwa UMS melakukan strategi jangka panjang dalam mengembangkan potensi mahasiswa.
“Pendampingan dilakukan sejak awal proposal dibuat, dengan menetapkan dosen pendamping untuk setiap tim, menetapkan tim reviewer, uji kelayakan proposal dengan mempresentasikan ide dan pemberian masukan oleh tim reviewer dan presentasi kesiapan sebelum berangkat dengan menghadirkan tim reviewer, dosen pendamping dan bapak/ibu wakil dekan kemahasiswaan,” ujarnya.
Fatih menyampaikan, hambatan dalam persiapan kompetisi IID 2025 adalah inovasi dan kreativitas ide yang harus memiliki nilai pengembangan bisnis cukup tinggi. Sehingga, menurutnya, dalam tingkat internal, tim pun diseleksi berdasarkan presentasi ide yang menunjukkan potensi bisnis dari inovasi yang diusulkan.
Selain itu, DKPTI UMS melakukan kerja sama dengan Wakil Dekan kemahasiswaan di setiap fakultas untuk mengidentifikasi dan mengelompokan minat dan bakat mahasiswa. Fatih menuturkan kompetisi merupakan bentuk nyata mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi diri.
“Untuk meningkatkan value atau nilai seorang mahasiswa, maka perlu adanya tantangan yang nyata. Semakin besar tantangan yang dihadapi, maka tentu semakin besar pula peningkatan value yang ada pada diri mahasiswa,” tambahnya. (*)
