Manado, Menara62.com – Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin Deklarasi Gerakan Tolak Terorisme dan Radikalisme di Manado, Sulawesi Utara.
Deklarasi ini dilaksanakan di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dan sebelumnya dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Manado, dengan dihadiri ribuan mahasiswa dari berbagai kampus seperti Politeknik Negeri Manado, Politeknik Kesehatan Sulawesi Utara, Unika De La Salledan STIE Muhammadiyah Sulawesi Utara.
Zulkifli Hasan dalam sambutannya menyampaikan bahwa menolak terorisme adalah pesan sekaligus amanat konstitusi terlebih sebagai bangsa kita tengah meniti ujian terhadap keutuhan negeri ini.
“Karena itu ketika gereja di Surabaya diserang, kemanusiaan kita semua rakyat Indonesia terluka. Bangsa ini tegas menolak terorisme,” pesan Zulkifli sebelum deklarasi dimulai di lantai 4 gedung rektorat Unsrat, Selasa (22/5/2018).
Zul Hasan –sapaan akrabnya- yang hadir bersama sang putra melalui kegiatan tersebur mengajak anak muda dan juga mahasiswa Indonesia untuk kembali pada nilai-nilai luhur yang sudah ada dan disepakati dalam Pancasila.
“Sejak Indonesia berdiri, kita sudah punya Pancasila yang dikagumi dunia. Jadi isme-isme asing itu jauh dari nilai yang mempersatukan. Ayo kembali ke nilai luhur bangsa,” kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Zul Hasan pun berharap deklarasi tolak radikalisme, intoleransi, dan terorisme ini bisa diikuti berbagai kampus di seluruh Indonesia demi menciptakan generasi yang pancasilais dan mampu menjaga keutuhan NKRI kelak.
“Kalau seluruh kampus deklarasi dan melakukan aksi nyata tolak terorisme, saya yakin anak-anak muda dan mahasiswa akan terjaga dari perilaku radikal. Ini tugas kampus dan tugas kita semua,” katanya.
Pada kegiatan di ibukota provinsi ini, Zul Hasan hadir dalam kegiatan Seminar Spirit of Indonesia yang diprakarsai oleh Kami Indonesia bekerjasama dengan MPR RI.
Hadir tokoh lain dalam seminar yang telah roadshow di 24 kampus ini, antara lain, anggota DPD asal Sulbar Asri Anas, Anggota DPR RI Akbar Faisal, Anggota DPD asal Sulut Benny Rhamdani, mantan Ketua KPK Abraham Samad, dan Dedi “Miing” Gumelar.
