25.8 C
Jakarta

Kemenristekdikti ingin Kembalikan Kejayaan NTT sebagai Penghasil Sapi Unggul

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menjalin kerja sama  dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang penerapan, pengembangan, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), inovasi serta agribisnis berbasis kearifan lokal. Salah satunya adalah penerapan hasil riset dan inovasi dibidang peternakan untuk menuju NTT sebagai lumbung sapi nasional.

“Melalui kerja sama ini kami berharap dapat menghasilkan ternak sapi unggul dan berkualitas di Nusa Tenggara Timur. Semoga dengan kerja sama ini, dapat meningkatkan ‘supply chain’ dan ekosistem peternakan sapi yang baik,” ujar Menristekdikti Mohamad Nasir dalam siaran persnya, Rabu (9/10).

Nasir mengatakan Kemenristekdikti ingin mengembalikan kejayaan NTT yang dikenal akan peternakan sapi Sumba unggul. Kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya.

“Saya ingin kejayaan sapi Sumba  NTT kembali. Ini jadi tantangan bagaimana Kemenristekdikti dan Pemprov NTT mengembalikannya, dan hal ini penuh tantangan dan tidak mudah. Namun, asal ada komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam pembibitan unggul sapi Sumba, ini bisa terwujud,” ujar Nasir.

Menurut Nasir, agar peternakan sapi dapat mendongkrak perekonomian daerah harus dikembangkan secara luas dan besar. Untuk menciptakan peternakan dengan skala besar dibutuhkan ‘supply’ bibit sapi unggul dalam jumlah besar, oleh karena itu peran teknologi dan inovasi sangat dibutuhkan dalam penyediaan bibit sapi unggul.

“Mudah mudahan dengan kerja sama ini,  NTT bisa menjadi lumbung pangan daging nasional sehingga Indonesia tidak perlu impor daging. 5 tahun ke depan NTT akan menjadi provinsi yang maju. Rakyat pasti akan sejahtera, mudah mudahan ini bisa berjalan dengan baik,” harap Nasir.

Pada kesempatan sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berterima kasih atas kerja sama ini dengan Kemenristekdikti. Viktor bertekad bisa memenuhi harapan Pemerintah, bagaimana sapi Sumba bisa dibudidayakan dengan baik. Apalagi sapi NTT sudah dikenal dunia.

Viktor juga menambahkan kerja sama inovasi dan teknologi harus terintegrasi. Kerjasama ini mendorong agar ke depan rantai pasoknya mampu dan dikelola oleh NTT sendiri. Untuk itu daging premier kita ekspor, tidak perlu impor.

“Mudah mudahan dengan  kerja sama ini NTT perekonomian lebih maju dan menjadi eksportir daging terbesar,” harap Viktor.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengapresiasi Kemenristekdikti yg telah banyak melakukan kerjasama dengan Propinsi NTT di berbagai bidang peternakan yang menghasilkan ternak sapi unggul dan berkualitas, dan berhubungan dengan Agribisnis Peternakan, dan sebagai pembina dan penasihat dalam menjalankan kegiatan Penerapan, Pengembangan, Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Inovasi serta Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal.

Viktor bahkan mengharapkan suatu saat setiap Propinsi di Indonesia mememiliki produksi sapi lokal yang  yang cukup tetapi berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pangan dari setiap propinsi di Indonesia,  untuk itu penguasaan dan penerapan Iptek sangat mutlak di Indonesia untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Selain kerjasama di bidang peternakan , Pemerintah Provinsi NTT melalui PT. Flobamor (BUMD) melaksanakan kerja sama antara lain:

  1. Perjanjian Kerjasama Peternakan terpadu antara PT. Budimas pundinusa dengan PT. Flobamor .
  2. Perjanjian Kerjasama antara PT. Juragan Kapal Indonesia dengan PT. Flobamor tentang perancangan kapal buatan Indonesia.
  3. Perjanjian Kerjasama antara PT. Catur Sagatra Lestari dengan PT. Flobamor Tentang Perancangan pembuatan waduk embung.
  4. Perjanjian Kerjasama antara PT. Cahya gemilang semesta dengan PT. Flobamor tentang rencana pengurangan emisi karbon di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
  5. Perjanjian Kerjasama antara PT. Wika Industri manufaktur dengan PT. Flobamor Tentang Menyediakan produk dan memasyarakatkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk mendukung pengurangan emisi karbon di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Turut hadir dalam acara ini Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemenristekdikti Retno sumekar, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti Nada Marsudi, Pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT Serta tamu lainnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!