JAKARTA, MENARA62.COM – Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI (Institut STIAMI) kembali menyelenggarakan wisuda periode semester ganjil Tahun Akademik 2019-2020 pada Kamis (19/12/2019). Wisuda yang digelar di Balai Samudera, Jakarta Utara tersebut diikuti oleh 724 wisudawan terdiri atas 19 wisudawan dari Program Vokasi, 662 wisudawan Program Sarjana dan 43 wisudawan Program Pascasarajana.
Hadir ikut menyaksikan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang diwakili oleh Kepala Pusat Kajian Daerah dan Anggaran DPD RI, Dr. Fitriani, AP., M.Si, Walikota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko, AP., M.S, Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Dr. M. Samsuri. SPd., MT, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, MS, IPU yang sekaligus memnyampaikan orasi ilmiahnya.
Rektor Institut STIAMI Dr. Ir. Panji Hendrarso MM dalam sambutannya mengatakan Institut STIAMI terus berupaya menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan diberbagai bidang. Untuk mencapainya, perguruan tinggi yang kini memiliki 12.374 mahasiswa tersebut telah menetapkan 5 rencana strategis untuk lima tahun yang akan datang.
“Lima rencana ini akan kami kerjakan selama kurun tahun 2019 hingga 2024 sebagai bagian dari upaya kami meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi maupun lulusan. Targetnya akreditasi kelembagaan bisa meningkat menjadi A,” kata Rektor.
Adapun kelima rencana strategis tersebut meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan tata kelola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan PKM serta pengembangan inovasi.
Menurutnya dengan dukungan SDM yang sudah ada dan berbagai perangkat lainnya yang sudah dimiliki oleh Institut STIAMI, kelima rencana strategis tersebut akan lebih mudah dilakukan. Terlebih beberapa diantaranya memang sudah dimulai seperti pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Institut STIAMI dimana pada pertengahan Agustus lalu, BNSP telah melakukan full asesmen terhadap LSP Institut STIAMI tersebut.
Baca juga:
- Gandeng Pemda DKI Jakarta, Institut STIAMI Gelar Festival Jalan Soeprapto
- Gubernur Anies Minta Institut STIAMI Lahirkan Lulusan Berahlak Mulia
Rektor mencontohkan beberapa terobosan yang dilakukan dalam bidang pembelajaran. Institut STIAMI telah menerapkan system informasi dengan model single sign on (SSO), dan merintis system pembelajaran jarak jauh. Lalu menjalin kerjasama dengan LKBN Antara, PT Timah Tbk dan BRI dalam program magang mahasiswa.
“Untuk percepatan internasionalisasi kampus, kami memiliki program share learning dengan University Kebangsaan Malaysia,” tambah Rektor.
Termasuk berpartisipasi dalam program ASEAN Student Volunteer dengan mengirimkan Aditya Nugraha, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi dalam program yang melibatkan 10 negara ASEAN ditambah dua negara asing lainnya. Program yang digagas Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut menjadi sebuah program bergengsi yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara untuk sharing pengetahuan dan keahlian.
Selain itu juga dilakukan kunjungan ke berbagai universitas asing seperti Osaka Perfecture University Osaka Japan dan Kansai University Of International Studies – Kansai Japan.
Dalam hal peningkatan kualitas dosen, Institut STIAMI lanjut Rektor telah menggelar berbagai kegiatan, diantaranya International Conference on Science and Technology in Administration and Management Information yang diselenggarakan pada tanggal 17-18 Juli 2019 di Jakarta diikuti peserta yang berasal dari Albania, Bangladesh, India, Kenya, Malaysia dan Philipina. Lalu Seminar Internasional yang diadakan di Hotel Horison Bekasi yang bertemakan “Creative Thinking for an Innovative Business : Challenge Towards Industrial Revolution 4.0” pada Ahad, 6 Oktober 2019 di Bekasi.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, MS, IPU dalam orasi ilmiahnya mengingatkan berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh generasi muda terkait dengan revolusi industry 4.0. Lulusan Institut STIAMI harus adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Nanti akan banyak jenis pekerjaan hilang dan disisi lain, jenis pekerjaan baru akan bermunculan. Inilah mengapa lulusan perguruan tinggi harus adaptif,” katanya.
Untuk menjadi lulusan yang adaptif, pencapaian prestasi akademik berupa IPK yang tinggi tidaklah cukup. Harus dibarengi dengan kecakapan atau ketrampilan hidup, kreativitas dan inovatif.
Tetapi guru besar Universitas Brawijaya tersebut yakin lulusan Institut STIAMI bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan mata. Mengingat Institut STIAMI telah menetapkan pembentukan ahlak mahasiswa melalui kegiatan bina iman menjadi upaya penting dalam peningkatan mutu dan kualitas lulusan.
“Dengan bekal iman yang kuat seperti yang diajarkan oleh agama, maka setiap tantangan yang dihadapi akan lebih mudah kita selesaikan,” tandasnya.
Meski demikian, Prof Sasmito mengingatkan pentingnya mahasiswa untuk melakukan perencanaan masa depan yang lebih baik, memiliki cara berpikir jangka panjang dan tidak lupa bahwa setiap langkah harus terukur. Bekerja apapun, harus ada ukurannya sehingga tujuan bisa tercapai.