Penggunaan masker di era pandemi sudah menjadi gaya hidup. Namun, bisa muncul pula masalah dari penggunaan masker ini. “Salah satu masalah yaitu mask acne. Kasus ini tidak terjadi pada semua orang. Biasanya sudah dialami oleh orang yang acne-prone atau mengalami jerawat, “ ujar Dr. dr. Irma Bernadette S. S., Sp.KK(K), dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), saat Talkshow Awam (12/2).
Lima langkah dapat dilakukan untuk mencegahnya, saran Irma, yaitu :
- Mengganti masker secara rutin tiap 3 jam sekali.
- Sebelum mengganti dengan masker baru,cuci wajah dengan sabun.
- Jika menggunakan masker kain, pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat, misalnya
bahan katun.
- Hindari penggunaan foundation atau bedak yang tebal saat menggunakan masker.
- Hindari penggunaan sunscreen (tabir surya) bagi pasien yang sedang berjerawat (kondisi sedang atau berat). Karena sunscreen bersifat oklusif atau menutup pori. Bagi yang berjerawat untuk menghindari paparan radiasi sinar UV masker dapat menjadi pelindung. Bisa juga menggunakan payung dan topi.
Bila kondisi jerawat sudah tidak dapat diatasi sendiri, Irma menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan tindakan yang tepat. Konsultasi dapat dilakukan lewat layanan telemedicine. Jika harus tindakan langsung, pasien disarankan melakukan swab antigen. Swab antigen wajib dilakukan jika tindakan pada pasien lebih dari 15 menit (misalnya pada tindakan laser dan eksisi) dan tergantung pada kedekatan kontak wajah antara pasien dengan dokter.
