26.9 C
Jakarta

Belajar Mendengar

Baca Juga:

Salah satu sifat buruk manusia adalah senang bicara susah ‎mendengar. Sebagian besar kita lebih senang untuk diperhatikan daripada ‎memperhatikan. Ironisnya, hal ini lazim kita jumpai dalam pergaulan sehari-‎hari. ‎

Betapa sering kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari, orang-orang ‎yang selalu mendominasi pembicaraan, seolah hanya ucapan serta kata-kata ‎merekalah yang paling penting, sedangkan apa yang dibicarakan orang lain ‎dianggap tidak penting. Mereka ini, orang-orang yang selalu mendominasi ‎dalam percakapan biasanya suka memotong pembicaraan lawan bicaranya. ‎Singkatnya, mereka ini senang bicara, tetapi susah mendengar.‎

Padahal Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bagaimana sikap ‎terbaik ketika berbicara dengan orang lain. Dalam banyak riwayat disebutkan, ‎bahwa ketika berbicara dengan orang lain, Rasulullah Saw. tidak pernah ‎mendominasi pembicaraan, bahkan beliau lebih sering mendengar penuh ‎perhatian dengan menatap mata orang lawan bicaranya. Beliau tidak pernah ‎memotong pembicaraan. Beliau benar-benar mendengarkan dengan seksama ‎pembicaraan lawan bicaranya hingga ia menyelesaikan ucapannya.‎

Berikut penulis kutipkan sebuah kisah yang menunjukkan betapa ‎Rasulullah Saw. adalah seorang pendengar yang baik:‎

Ketika Rasulullah Saw memulai dakwahnya secara terang-terangan, ‎sebagaian besar masyarakat Quraisy merasa khawatir dan cemas. Mereka ‎berusaha menghalang-halangi dengan berbagai cara untuk menggagalkan ‎dakwah Rasulullah Saw. Salah satu cara yang digunakan adalah melalui jalur ‎negosiasi. Maka diutuslah Utbah bin Rabi’ah yang terkenal piawai dalam ‎bernegosiasi untuk menemui beliau.‎

Ketika tiba di kediaman Rasulullah Saw dan dipersilakan duduk di ‎sebelah beliau, Utbah memulai pembicaraannya: “Wahai anak pamanku, ‎sesungguhnya engkau mengetahui kedudukanmu ditengah-tengah kaummu. ‎Engkau telah memecah belah mereka. Engkau mencaci maki Tuhan-tuhan ‎mereka. Dan engkau kafirkan nenek moyang mereka. karena itu dengarkanlah ‎kata-kataku. Aku akan menyampaikan sejumlah tawaran, mudah-mudahan ‎engkau berkenan menerima sebagiannya.”‎

Rasulullah Saw kemudian berkata, “Wahai Abdul Walid, katakanlah, ‎aku akan mendengarnya”. Lalu Utbah bin Rabi’ah menyampaikan panjang ‎lebar segala tawarannya.‎

Ketika selesai, Rasulullah SAW bertanya, “sudah selesaikah ‎pembicaraanmu wahai Abdul Walid?” Ia pun menjawab, “sudah.” Rasulullah ‎SAW. kemudian berkata, “Sekarang dengarlah kata-kataku.” Utbah pun ‎menjawab, “silakan.” Lalu beliau membacakan beberapa ayat dari surah ‎Fushshilat, sampai pada akhirnya beliau membaca ayat sajadah (ayat 37), ‎yang artinya , “Dan sebagian tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, ‎matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan ‎janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang ‎menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”‎

Setelah membaca ayat tersebut, Rasulullah Saw pun bersujud. ‎kemudian beliau berkata kepada Utbah, “Engkau telah mendengarkannya dan ‎kini silakan tentukan sikapmu.”‎

Mendengar penjelasan Rasulullah SAW. disertai dengan bacaan ayat ‎suci Al-Qur’an tersebut, hati Utbah pun terketuk. Ia segera bangkit dari ‎tempat duduknya, lalu permisi undur diri. Setibanya Utbah di tengah ‎kaumnya, ia segera meminta agar kaumnya memanggil Muhammad SAW. ‎dengan sebutan Rasulullah. Namun kaumnya tetap enggan. Mereka malah ‎berkata, “ia telah menyihirmu dengan ucapannya.”‎

Dari riwayat di atas dapat dipahami betapa Rasulullah SAW. begitu ‎sabar mendengar setiap kata-kata yang disampaikan oleh lawan bicaranya ‎hingga selesai. Rasulullah tidak memotong pembicaraan. Beliau baru berbicara ‎ketika lawan bicaranya sudah menuntaskan ucapannya.‎

Dengan sikap demikian, maka setiap orang yang berbicara dengan ‎Rasulullah SAW, merasa bahwa dia merasa benar-benar diperhatikan oleh ‎Rasulullah SAW. ‎

Demikian juga seharusnya sikap kita terhadap orang lain yang tengah ‎berbicara dengan kita. Perhatikan dengan baik kata-katanya, tatap matanya, ‎jangan potong pembicaraannya. Hanya dengan cara seperti inilah komunikasi ‎akan berjalan dengan baik. Walhasil, pergaulan pun akan terasa ‎menyenangkan.‎

Ruang Inspirasi, Senin, 24 Februari 2020.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!