26.3 C
Jakarta

Character Building itu Diawali Dengan Mendirikan Salat

Baca Juga:

Bonni Febrian
Bonni Febrianhttp://menara62.com
Belajar istiqomah dan lebih bermanfaat
Dokumentasi Konvensi Hak Anak bersama DKP3A Prop. Kaltim & Sahabat Misykat Indonesia (Doc.Uzni)

Oleh :
Machnun Uzni, Founder Sahabat Misykat Indonesia

Ada sebuah nilai keteladanan dalam kisah keluarga Nabi Ibrahim a.s., dan Hajar dalam mendidik putranya yang bernama Ismail. Kisah yang diabadikan dalam Al Quran, berisi tentang kepatuhan Ibrahim kepada perintah Tuhan-Nya dan keikhlasan seorang ibu yang harus bertahan dengan anaknya meski dengan perbekalan seadanya.

Quran Surat Ibrahim ayat ke-37 artinya kurang lebih sebagai berikut, “ Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah mudahan mereka bersyukur.

“Rabbana innii askantu min dzurriyyatii…(wahai Rabb kami, sesungguhnya aku meletakkan sebagian keturunanku)…” demikian Nabi Ibrahim menitipkan Ismail dan Hajar kepada Rabb-nya, pagi buta di sebuah lembah tak berkehidupan sama sekali. Dalam tafsir al Muyassar dijelaskan di suatu lembah, yaitu Makkah, yang tidak mempunyai tanaman dan air di sisi Bait al-Haram (baitullah).


Ini bukanlah kehendak Ibrahim, seorang Bapak yang “tega” meninggalkan keduanya yakni Hajar yang barusaja melahirkan dan Ismail bayi yang masih merah, melainkan Allah yang menghendaki demikian, untuk kebaikan semuanya.


Ibrahim, dengan petunjuk Rabb-nya, sesungguhnya sedang menempa character building bagi keturunanya yang kelak akan menjadi orang-orang besar pengemban risalah kenabian. Ismail dan keturunan setelahnya akan dibentuk menjadi pribadi tangguh. Saleh yang sebenar-benarnya.

Ada tiga tahap character building ala Ibrahim dalam masa penempaan yang keras ini. Ia ungkapkan ketiga tahapan itu dalam bait doa di Surah Ibrahim ayat 37.


Pertama, “rabbana liyuqimush shalah…” Nabi Ibrahim memohon agar keturunannya menjadi pribadi yang mendirikan salat. Salat menjadi syarat pemula semuanya, mengawali makna kehidupan seluruhnya yang tanpanya kehambaan makhluk menjadi tidak bermakna. Kebutuhan spiritual yang menjadi awal ketangguhan dari seluruh ketangguhan yang pernah ada.

Kedua, “…faj’al af’idatan minan-naasi tahwii ilaihim…” Suami Hajar itu memintakan kepada Allah agar orang-orang menaruh hati pada keturunanya. Setelah dikuatkan oleh tegaknya salat, barulah seorang hamba pantas dicintai dan layak menjalin hubungan dengan sesamanya yang kokoh. Urusan sosial yang dengannya manusia saling menerima dan memberi manfaat.

Dan ketiga, “Warzuq-hum minats tsamaraat…” Ayah para Nabi itu memohon sekiranya Allah mengaruniakan rizki dari jenis buah-buahan. Menikmati rizki itu pantas ketika hamba telah selesai dalam urusan penegakan salat, dan telah menjadi pribadi yang gemar berbagi manfaat dengan sesama. Bukan sekedar dinikmati, apalagi dibanggakan. Ibrahim menginginkan rizki itu untuk disyukuri,…”la’allahum yasykuruun”

Maka jadilah doa ini menjelma pada karakter Ismail yang salihnya luar biasa, beserta keturunannya hingga terlahir semulia-mulia manusia yaitu Muhammad SAW.



Dari salatlah semua kebaikan karakter itu dibentuk. Salatlah yang membuat jiwa ini terjaga, agar menjadi makhluk yang layak dicintai sesama dan saling berbagi manfaat. Menjadi pemenang tantangan, dan penakluk zaman. Sedangkan kepantasan mendapat rizki dan yang lainnya, adalah yang terakhir setelah itu semuanya.

Mungkin hari ini sudah demikian mahal, kalimat meluncur pada lisan orang tua sekedar memastikan anak-anaknya sudah salat. Mulailah hari ini kita sapa anak-anak kita semisal mereka dari bepergian atau baru pulang kerumah dengan sapaan kasih sayang, “sudahkah engkau salat nak?”. Dari pembentukan karakter salat inilah kita berharap mereka menjadi amal yang tidak putus-putus bagi kita manakala kita sudah tidak ada di dunia.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!