26.1 C
Jakarta

Dialog dengan Mahasiswa, Menteri Nadiem Minta Masukan dan Kritik Program Kampus Merdeka

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Usai melaksanakan Upacara Bendera Peringatan Sumpah Pemuda ke-93, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan 170 mahasiswa perwakilan dari 34 provinsi. Mendikbudristek, memberikan kesempatan kepada perwakilan mahasiswa yang hadir untuk menyampaikan masukan, kritik, maupun apresiasi terhadap program dan kebijakan Merdeka Belajar, khususnya Kampus Merdeka.

“Kita menyadari, karena ini baru yang pertama kalinya, masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami membutuhkan banyak masukan dari teman-teman. Yang sudah jelas, kami di Kementerian harus meningkatkan efektivitas dari sistem informasi,” disampaikan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam acara Dialog dan Deklarasi Mahasiswa Merdeka di Jakarta, Kamis (28/10).

Dika, Mahasiswa peserta dialog asal Universitas Dhyana Pura, Provinsi Bali mengutarakan idenya terkait pendanaan di desa untuk membantu perekonomian dan pengembangan produk-produk yang ada di masyarakat. Menurutnya, saat ini masih banyak dana yang belum bisa dijangkau untuk meningkatkan kualitas desa itu sendiri.

Menjawab hal ini, Menteri Nadiem mengatakan kepada para mahasiswa yang hadir, jika memiliki ide-ide terkait projek di luar kampus yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya untuk mengumpulkan proposal dan mengajukan kepada pimpinan perguruan tinggi. “Saya sangat setuju dengan pemikiran jangka panjang yang telah disampaikan. Di sinilah peran kita, kita harus bergotong royong untuk suatu hal yang positif bagi lingkungan,” jelasnya.

Selanjutnya, Aji Agung Pangalih dari Universitas Teknokrat Indonesia, Provinsi Lampung bertanya kepada Menteri Nadiem terkait mekanisme pendidikan karakter yang harus diterapkan, khususnya di masa pandemi. Menurutnya, saat ini terdapat suatu daerah di Lampung yang mengutamakan pendidikan karakter dibandingkan pendidikan akademik. Hal tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran terjadinya kemerosotan karakter generasi muda akibat pembelajaran yang dilakukan secara jawak jauh melalui gawai.

Mengenai hal ini, Menteri Nadiem setuju bahwa pendidikan karakter menjadi hal yang utama yang kurang optimal dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Betapa buruknya perubahan karakter siswa-siswa kita yang terus di rumah. Mereka bosan, mereka terisolasi. Teknologi ini merupakan suatu hal yang di satu sisi potensinya besar, tetapi di satu sisi lain menjadi ancaman yang luar biasa,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Menteri Nadiem, salah satu solusi yang diperjuangkan Kemendikbudristek adalah pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga, pendidikan karakter dengan pendidikan akademik kepada siswa dapat diberikan secara bersama-sama oleh gurunya.

Pada kesempatan yang sama, Mendikbudristek mengungkapkan upaya Kemendikbudristek dalam menghapuskan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, yaitu kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. “Dalam waktu dekat, kita akan fokus pada salah satu dosa itu dan membuat program untuk memitigasi dan menghapus epidemi kekerasan seksual,” tuturnya.

Sebelumnya, usai Upacara Bendera, mahasiswa mendeklarasikan empat pokok pikiran yang dirumuskan bersama. Empat pernyataan mahasiswa tersebut antara lain, pertama, “Kami, pemuda pemudi Indonesia berjanji untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang merdeka.”

Kedua, “Kami, pemuda pemudi Indonesia, meyakini kelestarian budaya dan sastra sebagai jati diri bangsa yang mengawal perubahan di masa depan.”.

Selanjutnya, yang ketiga, “Kami, pemuda pemudi Indonesia, berkomitmen mewujudkan Indonesia Emas melalui pengembangan Sumber Daya Manusia kompetitif yang mampu berkolaborasi dengan penuh toleransi.”.

Kemudian, yang keempat, “Kami, pemuda pemudi Indonesia, siap mendorong perubahan berkelanjutan yang berdaya saing global melalui inovasi dengan melestarikan kearifan lokal.”.

Menteri Nadiem pun mengapreasiasi atas deklarasi yang disampaikan mahasiswa. Menurutnya deklasi ini merupakan deklarasi yang berbasis kebhinekaan, berbasis kontributif, dan berbasis masa depan yang positif. “Saya sangat senang dan terharu dengan deklarasi yang disampaikan para mahasiswa pada peringatan Sumpah Pemuda ke-93 ini. Ini merupakan kesempatan kita, untuk tampil di panggung internasional,”ungkap Mendikbudristek.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!