25.3 C
Jakarta

Jam Gadang di Lahat

Baca Juga:

Lahat menyambut tim Ekspedisi dengan dinginnya. Kami tiba pada tengah malam (dini hari), Selasa (18/07/17) pukul 01.30 WIB di bumi yang kaya akan wisata air terjunnya. Tak ada suara, tada ada gaduh saat kami tiba di sana. Hanya deru dua mobil oranye yang senantiasa menyambut kami saat kami turun di halaman parkir tempat menginap selama Ekspedisi di beberapa kota sekitar Lahat.

Kami pun merasa lega karena sebentar lagi kasur yang telah menjadi mimpi saat perjalanan dari Prabumulih akan segera dijumpai. Barang-barang pun segera diturunkan dari mobil dan dibawa ke lobi hotel agar diangkut ke kamar masing-masing. Dua orang satpam dan resepsionis menyambut kami dengan senyum sumringah meski malam telah terenggut oleh pagi. Beberapa saat kami menerima kunci kamar satu persatu setelah menyelesaikan administrasi pada resepsionis. Kami pun diantar oleh seorang petugas hotel membawa barang-barang ke kamar kami satu persatu. Dan kami pun terlelap sesaat setelah kamar kami diututup dan tertutup.

Malam pertama di Lahat, tak ada suara dan tak ada gaduh, hanya mimpi yang menjadi pelipur lelah setelah beberapa jam rasa itu mendera kami.

Matahari Pertama di Bumi Seganti Setungguan

Pagi di Lahat menyambut tim Ekspedisi dengan udara sejuk dan dingin. Guyuran air pada tubuh kami satu persatu begitu gigil membuat kami segar dan rasa lelah semalam hilang seketika. Kami keluar dan turun dari kamar menuju restoran hotel untuk sarapan dan siap-siap berekspedisi ke beberapa kota dan kabupaten di sekitar Lahat.

Dua mobil oranye telah siap mengantar kami menuju perlajanan selanjutnya pagi itu. Kami sarapan beragam kuliner yang disediakan di sana, juga mencicipi kopi khas Kabupaten Lahat yang memiliki rasa dan aroma khas membuat kami semangat melanjutkan perjalanan. Usai sarapan dan minum kopi, kami pun berangkat menuju tempat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lahat.

PDM Kabupaten Lahat

Udara masih sejuk dan dingin saat kami tiba di lokasi PDM Lahat di sebuah sekolah SMA tepat di pinggir jalan yang begitu ramai. Kami memasuki pintu gerbang halaman sekolah dan memarkir dua mobil oranye di sana. Beberapa anggota PDM menyambut kami dengan senyum hangat meski udara masih sejuk. Kami diajak keliling sebentar di halaman sekolah untuk melihat dan manyaksikan anak-anak yang tengah belajar dan kami tidak lupa mendokumentasikannya. Kami pun diajak ke ruangan yang telah disediakan untuk berbincang-bincang dan ngobrol seputar perkembangan Islam di bumi Seganti Setungguan tersebut. Di ruang itu, kami mendengarkan dengan saksama dan juga mendokumentasikannya dengan rinci dan utuh.

Tanpa terasa, hampir tiga jam kami mendengar dan menyimak segala cerita yang disampaikan oleh anggota PDM Lahat di ruangan itu. Rasa lelah masih saja menghinggapi kami meski hari sudah mulai beranjak siang. Sembari mendengarkan dan menyimak, beberapa di antara kami ada yang sangat kelelahan hingga tidur pulas tanpa kami sadari. Namun, hal itu sedikit pun tidak mengganggu aktivitas yang tengah berlangsung di ruangan itu.

Ada banyak hal yang disampaikan pada tim ekspedisi oleh anggota PDM Lahat pada pagi jelang siang tersebut. Mulai dari sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Lahat sejak dulu hingga kini, dukungan pemerintah daerah terhadap warganya tak luput dari penjelasannya pada kami. Siang pun mengajak kami untuk mengakhiri obrolan dan bincang-bincang hangat dengan foto bersama di halaman ruang atau sekolah. Kami berpamitan untuk melanjutkan ekspedisi ke kota lain, namun kami diajak makan siang bersama sebelum kami meninggalkan Lahat siang itu.

Dua mobil oranye yang sedari tadi terparkir di halaman sekolah sudah siap untuk membawa tim ekspedisi ke sebuah tempat guna makan siang bersama PDM Kabupaten Lahat. Kami pun dipandu oleh salah seorang dari mereka menuju lokasi yang tidak terlalu jauh dari kantor PDM Lahat. Sebelum turun dan masuk ke lokasi makan siang, tim ekspedisi sempat takjub, sebab di tengah-tengah Kabupaten Lahat berdiri kukuh jam di atas sebuah menara di sebuah perempatan jalan yang bentuknya hampir sama dengan jam gadang yang terdapat di kota Padang Sumatera Barat. Kami pun tidak ingin memandangi saja jam yang seperti jam gadang itu, tapi mengabadikannya lewat bidikan kamera.

Usai makan siang, kami kembali ke kantor PDM Lahat untuk berpamitan dengan beberapa anggota yang telah menemani selama berbincang-bincang. Kami pun melanjutkan perjalanan, namun sebelum benar-benar melanjutkan, kami salat Zuhur di salah satu masjid dekat lokasi kantor PDM Kabupaten Lahat.

Hari sudah siang. Kami melaju di antara terik matahari bumi Seganti Setungguan menuju ekspedisi berikutnya, yaitu Kota Pagaralam. Selama perjalanan, kami tak berhenti takjub pada pemandangan indah sebalah kanan-kiri jalan menuju Kota Pagaralam.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!