26.7 C
Jakarta

Mengingat Kembali Kemerdekaan Negara Indonesia di Bulan Ramadhan

Baca Juga:

BANDUNG, MENARA62.COM -–  Anggota MPR RI, dokter Adang Sudrajat melakukan sosialisasi berbangsa dan bernegara yang merupakan tugas kewajiban sebagai anggota MPR di daerah pemilihannya, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Tugas berbangsa dan bernegara yang juga biasa disebut sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara ini ia fokuskan pada peringatan kemerdekaan negara Indonesia yang juga bertepatan pada 9 ramadhan, persis hari ini, Ahad (4/6/2017).

Siaran pers yang diterima Menara62.com menyebutkan, moment Sosialisasi MPR yang berlangsung di Rumah Makan Ponyo Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ini, menurut dokter Adang, merupakan momentum serentak peringatan kemerdekaan RI di bulan Ramadhan. Memperkokoh jiwa nasionalisme, meningkatkan wawasan kebangsaan hingga membedah esensi Pancasila dengan masyarakat terutama para pemuda – pemudi peserta sosialisasi berbangsa dan bernegara merupakan pokok acara ini. Diskusi dan mendengar segala curahan hati masyarakat yang mendominasi kegiaatan ini dengan suasana kekeluargaan di akhiri dengan acara berbuka puasa bersama.

“Saya sangat gembira dan penuh kebanggaan kepada para anak-anak bangsa terutama para pemuda penggerak masyarakat yang hadir pada kesempatan ini. Dalam diri mereka masih sangat jelas tampak kepedulian terhadap masalah-masalah yang mewarnai negeri ini”, ucap dokter Adang.

Politisi PKS dari daerah pemilihan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat pada kesempatan bertemu dengan masyarakat yang tidak kurang dari 100 orang ini mengatakan, bahwa negara ini terlihat sudah mulai rapuh persatuan dan kesatuannya. Rakyat terbelah-belah pemikiran dan perdebatannya mengarah pada perpecahan. Ia mengingatkan kepada semua peserta yang hadir agar tidak mudah terpengaruh pada isu-isu yang mengarah pada perpecahan. Sebab goyahnya rakyat Indonesia, akan dimanfaatkan pihak-pihak asing untuk menguasai sendi-sendi sumberdaya bangsa ini.

Nilai dasar kemerdekaan Indonesia yang menjadi topik dasar oleh Dokter Adang dibuatkan sebuah ilustrasi akan terbelenggunya kekayaan alam negara ini oleh segelintir orang. Negara ini sudah merdeka, tapi sebagian rakyatnya masih terjajah. Rakyat Indonesia masih terjajah ekonominya yang membuat efek berantai terjajahnya bidang pendidikan dan kesehatan.

Sebagian masyarakat Indonesia yang menguasai kekayaan alam Indonesia sebagai bentuk yang tidak normal. Ia mengatakan, ajaran dari Tuhan akan menolak adanya sebuah upaya monopoli kekayaan, meskipun kekayaan itu diminta oleh orang-orang beriman. Ia pun mencontohkan do’a Nabi Ibrahim yang ingin mendominasi kekayaan untuk orang beriman yang percaya kepada Allah dan hari akhir. Namun katanya, Allah tidak memenuhi permintaan do’a Nabi Ibrahim sebab semua makhluk baik taat maupun ingkar akan diberi rezeki oleh Allah meski kecil.

“Penguasaan ekonomi dalam satu tangan, apapun bentuknya, baik mayoritas maupun minoritas, itu tidak akan sehat”, kata Adang. “Oleh karena itu, bagaimana kedepan, pemerintah mampu membangun ekonomi di desa menjadi kokoh, sehingga masyarakatnya betah tinggal di desa sekaligus menyeimbangkan sebaran penduduk antara kota dan desa, termasuk keseimbangan kesejahteraannya”, tambahnya.

Bahasan

Pancasila, Undang-Undang Negara Republik Indonesia 1945, Negera Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika merupakan pokok bahasan yang harus di sosialisasikan secara terus menerus kepada seluruh elemen masyarakat terutama kepada generasi muda yang nantinya sebagai pangganti pemimpin bangsa saat ini. Ketimpangan yang saat ini terjadi sudah mengarah pada situasi yang destruktif. Pilar-pilar bangsa inilah yang mesti hadir melalui penyelenggara negara untuk mengurangi dampak kerusakan dan mengubah ke arah kebaikan. Generasi muda saat ini merupakan calon pemimpin masa depan. “Wawasan kebangsaan yang mereka miliki tidak boleh lebih lemah dari generasi pemimpin saat ini,” tambah dokter Adang.

“Pemahaman yang matang terhadap kebangsaan akan dapat meredam adanya situasi keruh akibat aksi-aksi yang kurang bertanggungjawab. Ancaman perpecahan bangsa ini lebih berbahaya jika muncul berasal dari elemen internal bangsa. Oleh karena itu, setiap masyarakat Indonesia mesti memahami betapa berharganya bangsa ini, betapa berharganya negara ini, sehingga tanggung jawab merawat negara menjadi suatu dorongan yang muncul dari dalam diri setiap masyarakat. Dan untuk pemerintah, bagaimana upaya memperkecil kesenjangan akan kesejahteraan yang ada di masyarakat, sehingga kekayaan alam bangsa ini dapat terdistribusi merata ke seluruh masyarakat,” jelas dokter Adang.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!