JAKARTA, MENARA62.COM–Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga segera merealisasikan rencana kemitraan dengan Arab Saudi dalam enam hal yang telah disepakati. Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga di Jakarta, Rabu (8/3/2017) mengatakan, pihaknya segera menindaklanjuti nota kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Menteri Koperasi dan UKM dengan Otoritas UKM Arab Saudi yang ditandatangani di hadapan Raja Salman dan Presiden Jokowi pada pekan lalu di Istana Bogor.
“Enam poin MoU bidang UKM yang ditandatangani tersebut kami harapkan akan menguntungkan bagi kedua negara,” kata Puspayoga seperti diberitakan antaranews.com.
Ia mengatakan, kerja sama dengan Arab Saudi juga diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk UKM Indonesia ke negara-negara Arab dan Timur Tengah karena selama ini Arab Saudi bisa menjadi hub terbesar di kawasan itu.
“Arab Saudi adalah pasar yang sangat potensial bagi produk UKM Indonesia khususnya produk furniture, kerajinan, makanan halal, dan busana muslim,” katanya.
Sedangkan bagi Arab Saudi, Indonesia dianggap memiliki potensi UKM yang sangat besar, sehingga tepat dijadikan tempat belajar pengembangan UKM.
Jumlah pelaku usaha muslim yang besar dan berkembangnya bisnis pola syariah di kalangan UKM menjadi salah satu pertimbangan bagi Arab Saudi.
“Arab Saudi sedang melakukan reformasi ekonomi agar tidak tergantung hanya pada minyak bumi, sehingga sektor-sektor ekonomi lainnya mulai digerakkan. Saat ini banyak dilakukan pembangunan industri di sektor hulu seperti industri petrokimia dan mineral, sehingga UKM Arab Saudi diharapkan dapat mengembangkan industri hilir,” kata Puspayoga.
Keseriusan Arab Saudi untuk menjajaki kerja sama bisnis UKM di Indonesia ditunjukkan dengan hadirnya perwakilan delegasi mereka di SMESCO RumahKU sehari setelah penandatangan MoU. Delegasi Arab Saudi menemui pejabat Kementerian KUKM, LLP-KUKM, dan LPDB-KUMKM untuk memperoleh informasi umum tentang kebijakan dan juga pemberdayaan UKM di Indonesia, serta mendiskusikan langkah konkrit yang dapat dilakukan segera.
Oleh karena itu sejumlah kesepakatan yang akan segera direalisasikan, antara lain menyerahkan daftar UKM dan produknya yang potensial dikerjasamakan dengan Arab Saudi.
Selain itu, pihak Arab Saudi akan mengirimkan perwakilannya untuk belajar dalam hal pengembangan koperasi di Indonesia. “Arab Saudi juga menawarkan kepada Indonesia untuk melihat Enterpreneurship Hub yang ada di Arab Saudi untuk dapat dimanfaatkan oleh UKM Indonesia guna mengembangkan bisnisnya di Arab Saudi,” kata Puspayoga.
Bahkan, Arab Saudi merencanakan untuk melakukan “business matching” dalam dua bulan ke depan dengan Indonesia khususnya di bidang inovasi teknologi. Kerja sama dengan Arab Saudi, ditegaskan Puspayoga, merupakan peluang sangat besar bagi UKM untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terlebih, UKM Indonesia memiliki kunggulan yang tidak dimiliki negara lain seperti sumber bahan baku berkualitas yang baik, termasuk bahan baku rotan, kayu jati, dan bambu.
Kreativitas UKM Indonesia juga sangat bervariasi dan memiliki nilai etnik yang tinggi yang dihasilkan melalui proses buatan tangan menjadi berbagai macam bentuk produk furniture, seperti gebyok, rumah joglo, dan gapura serta produk busana Muslim yang mengikuti tren fashion.
Puspayoga mengatakan kerja sama ini pada akhirnya memerlukan lebih banyak lagi perwakilan pengusaha Indonesia dan pengusaha lokal Arab Saudi sebagai mitra dagang yang berfungsi sebagai distributor di Arab Saudi untuk memenuhi kebutuhan pasar ritel oleh-oleh bagi penduduk setempat dan turis, seperti saat ibadah haji/umroh dan kegiatan bisnis lainnya.
Enam poin MoU yang ditandatangani tersebut adalah pertukaran informasi terkait kebijakan, program-program, proyek, regulasi dan praktik terbaik dalam pengembangan UKM.
Selain itu pertukaran tenaga ahli, kunjungan, tour pada objek yang terkait dengan pengembangan UKM, memfasilitasi kerja sama bisnis di antara UKM melalui kegiatan perdagangan, promosi, pameran baik bertaraf nasional maupun internasional, kerja sama pemasaran serta pengembangan kemitraan usaha.
Kerja sama lain yakni memberikan kesempatan kepada UKM untuk mengikuti pelatihan baik bersifat teknis maupun manajerial, mendukung dan memfasilitasi kegiatan simposium, seminar, konferensi lokakarya dan pertemuan-pertemuan bilateral yang melibatkan UKM.
Kemudian menyediakan informasi dan kesempatan serta mendukung UKM untuk memperoleh akses pasar di kedua negara dan di negara lain yang menjanjikan.