26 C
Jakarta

Metrologi Miliki Peran Strategis Jamin Kesesuaian Produk Terhadap Standar

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Memperingati Hari Metrologi Sedunia tahun 2021, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Direktorat Metrologi (Ditmet) Kementerian Perdagangan serta Himpunan Mahasiswa Metrologi dan Instrumentasi Akademi Metrolog menyelenggarakan Seminar Nasional dan Talkshow “Sinergi Metrologi Pulihkan Ekonomi Nasional” secara daring pada 24-27 Mei 2021.

Tema seminar dan talkshow adalah peran metrologi dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya peran pengukuran dalam bidang kesehatan, dan juga dalam peningkatan kesejahteraan hidup, khususnya di masa pandemi COVID-19. Tema tersebut sejalan dengan tema World Metrology Day 2021, Measurement for Health.

Beberapa pembicara hadir dalam acara ini diantaranya Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran BSN, Hastori; Deputi Bidang Akreditasi BSN, Donny Purnomo J.E; Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan RI, Veri Anggrijono; Duta Pasar Rakyat Juara Jawa Barat, Atalia Praratya; serta narasumber lainnya.

Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran BSN, Hastori dalam paparannya menjelaskan metrologi memegang peran sentral dalam inovasi ilmiah, industri manufaktur, perdagangan, kesehatan, keselamatan, keamanan dan perlindungan terhadap kepentingan umum. “Aktifitas pengukuran ini sangat penting dalam menjamin kesesuaian suatu produk terhadap standar yang diacu, khususnya jaminan bahwa pengukuran yang dilakukan dalam memproduksi barang tersebut telah sesuai, termasuk bagaimana menguji kesesuaian produknya,” kata Hastori.

Apalagi kondisi saat ini terkait dengan penanganan pandemi Covid-19, penggunaan alat kesehatan yang terkalibrasi, lanjut Hastori, diharapkan dapat mempercepat penurunan jumlah kasus aktif dan pada akhirnya memulihkan perekonomian nasional. “Memastikan hasil pengukuran dari alat kesehatan yang digunakan terjamin nilainya dan mampu telusur ke sistem internasional, menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” tegas Hastori.

Sementara itu, Deputi Bidang Akreditasi BSN, Donny Purnomo berpendapat, metrologi harus mendapatkan pengakuan internasional. Dia melihat, di seluruh dunia ini, National Metrology Institute/lembaga metrologi nasional sedang terus memajukan ilmu pengukuran dengan mengembangkan dan memvalidasi teknik pengukuran baru pada level kepuasan yang diperlukan.

Oleh karenanya, dalam mengelola Standar Nasional Satuan Ukuran, BSN sebagai lembaga metrologi nasional di Indonesia juga berpartisipasi dalam perbandingan pengukuran yang dikoordinasikan oleh Bureau International des Poids et Mesures (BIPM), untuk memastikan keandalan hasil pengukuran di seluruh dunia.

The International Organization of Legal Metrology (OIML) sendiri mengembangkan beberapa rekomendasi internasional khususnya yang berhubungan langsung dengan transaksi perdagangan, bertujuan untuk meluruskan dan mengharmonisasikan berbagai persyaratan di dunia.

OIML juga mengoperasikan sistem sertifikasi OIML (OILML-CS) yang memfasilitasi penerimaan internasional dan perdagangan secara global terhadap alat ukur yang terregulasi.

“Sistem metrologi internasional ini memberi jaminan dan keyakinan bahwa pengukuran yang dihasilkan akurat, menyediakan dasar yang kuat untuk perdagangan global saat ini dan membantu kita mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” ujar Donny.

Adapun, pengukuran yang kita gunakan saat ini adalah suatu sistem yang telah disepakati oleh negara-negara penandatangan konvensi meter. Dan Indonesia adalah salah satu diantaranya, dimana hampir seluruh negara mengadopsi Sistem Internasional Satuan ini (SI) atau sistem metrik. SI inilah yang menjadi acuan secara global untuk semua pengukuran.

Dalam rangka keberterimaan, BSN juga telah melakukan Kesepakatan Saling Mengakui (Mutual Recognition Agreement/MRA) dengan organisasi metrologi regional yaitu Asia Pasific Metrology Programme (APMP) dan internasional yaitu Bureau International Des Poids et Mesures (BIPM) atau yang lebih dikenal dengan Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan. Sehingga, hasil pengukuran atau kalibrasi yang dilakukan oleh Deputi Bidang SNSU, dapat diterima di negara yang telah menjadi anggota APMP dan BIPM tersebut.

Saat ini pengelolaan metrologi di Indonesia dikelola oleh 2 instansi teknis yaitu Badan Standardisasi Nasional melalui Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran, dan Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Metrologi. Di samping kedua instansi tersebut, Kementerian Kesehatan juga telah mempunyai regulasi terkait pengukuran yang dilakukan di lingkup peralatan kesehatan.

“Infrastruktur metrologi nasional yang kokoh dan kuat serta diakui secara internasional, secara tidak langsung dapat menjamin mutu dan kualitas produk yang dihasilkan oleh industri dan secara tidak langsung dapat juga meningkatkan perekonomian nasional” jelas Donny.

Peran metrologi ternyata juga sangat terlihat dalam bidang perdagangan secara online yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam memastikan bahwa alat ukur, takar, dan timbang yang digunakan dalam transaksi perdagangan serta kuantitas barang dalam keadaan terbungkus, sesuai dengan ketentuan.

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan RI, Veri Anggrijono mengatakan, jasa ekspedisi menjadi salah satu sektor yang memperoleh perhatian, mengingat banyak sekali transaksi perdagangan yang menggunakan alat timbang. “Dengan penggunaan alat timbang yang sesuai dengan ketentuan, sudah bertanda tera, diharapkan dapat memastikan bahwa konsumen memperoleh tarif dan ongkos kirim sesuai dengan berat timbangan yang sebenarnya,” ujarnya.

Veri pun mengungkapkan berbagai terobosan yang dilakukan Kementerian Perdagangan guna mendorong terselenggaranya kegiatan metrologi legal, yang tidak hanya untuk memberikan perlindungan konsumen tetapi juga mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai contoh, bersama 405 unit metrologi legal Provinsi DKI Jakarta melakukan pelayanan tera ulang serta pengawasan terhadap alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya. Sementara, untuk membantu tugas pemerintah daerah, Kemendag menunjuk juru timbang di pasar nasional dan juru takar di SPBU yang terus digalakkan sehingga setiap UTTP yang digunakan dalam transaksi perdagangan dapat termonitor dengan baik secara digital melalui aplikasi yang telah dibangun oleh Direktorat Metrologi.

Pentingnya metrologi ternyata juga diakui Duta Pasar Rakyat Juara Jawa Barat, Atalia Praratya. Dia menilai metrologi memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam mendorong pasar wilayah Jawa Barat Tertib Ukur.

Sebagai duta pasar rakyat, ia mengimbau transaksi yang menggunakan timbangan untuk menjaga kondisi timbangan harus bersih, tidak basah, dan tidak berkarat; serta timbangan harus ditera sah. Ia pun memberikan tips agar timbangan menunjukkan hasil yang sesuai.

“Sebelum menimbang, pastikan timbangan dalam kondisi setimbang/nol, posisi timbangan harus rata/datar. Saat menimbang, pastikan barang diletakkan dengan benar pada timbangan,” ungkapnya.

Berdasarkan data, saat ini terdapat 1.315 pasar di Jawa Barat yang dikelola pemda dan desa. Atalia juga mendorong pasar wilayah Jawa Barat untuk menerapkan SNI 8152:2015, Pasar Rakyat yang telah ditetapkan oleh BSN.

Edukasi akan pentingnya peran pengukuran perlu digaungkan secara terus-menerus ke seluruh masyarakat, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan agar amanat yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal untuk mewujudkan ketertiban dan jaminan kebenaran hasil pengukuran dapat dicapai.

Sehingga, pada akhirnya dapat mendukung agenda-agenda pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan perekonomian nasional melalui pengukuran atau metrologi itu sendiri. Diharapkan, rangkaian peringatan Hari Metrologi Sedunia 2021 dapat menjadi sarana edukasi bagi para stakeholder dalam memahami fungsi dan peran metrologi, khususnya dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!