26.9 C
Jakarta

Potret Perempuan dalam Teater Aspira UM Kupang

Baca Juga:

KUPANG, NTT, MENARA62.COM — Teater Aspira UM Kupang kembali menampilkan pertunjukan. Meski baru berusia 2 tahun, keseriusan anggota komunitas sastra di kampus Universitas Muhammadiyah Kupang (UM Kupang) untuk berteater cukup mengesankan. Beberapa pementasan pernah dilakukan seperti, Perempuan-Perempuan Pesisir (2018), Benang Kusut (2018), Perempuan Sebelum Fajar (2018).

Pada Jumat (22/11/2019) Teater Aspira UM Kupang kembali menempilkan lakon
“Perempuan Sebelum Fajar” di panggung Pergelaran Kesenian Daerah Nusa Tenggara Timur 2019. Acara tersebut berlangsung meriah di Taman Budaya Gerson Poyk, Nusa Tenggara Timur.

Pertunjukan itu disutradarai oleh Siti Hajar, pembina Komunitas Sastra Pondok Aspira UM Kupang. Drama tersebut bercerita tentang seorang ibu tiga anak yang berjuang di tengah gempuran kebutuhan ekonomi keluarganya yang kian hari kian berat. Suaminya mengalami kecelekakaan kerja sehingga sakit-sakitan. Perempuan itu harus berjuang menafkahi keluarganya. Kebutuhan yang kian mendesak membuatnya ingin pergi mencari pekerjaan di kota. Baginya berkebun, beternak, dan menenun di desa sudah tak dapat menopang ekonomi keluarga. Berkali-kali ia merayu suaminya agar ia dapat pergi, namun izin suaminya tak juga didapat. Pada suatu malam sebelum fajar menyingsing, perempuan itu diam-diam keluar dari rumah. Namun anak pertamanya, Densia juga diam-diam ingin menggantikannya mencari nafkah di kota. Di simpang jalan, Densia dan ibunya bertemu. Pertengkaran pun terjadi, pada akhirnya sebelum fajar tiba, ada satu perempuan yang pergi mengadu nasib di kota.

Drama Perempuan Sebelum Fajar berhasil tampil dengan pemeran Maria Florida Kasih yang berperan sebagai Ina (ibu), Sulaiman Bao Raja sebagai Ama (bapak), Yuliana Bili sebagai Densia (anak pertama), Detri sebagai, Helena Beatrix Sahul, dan Yasinta M. Yasin sebagai anak.

Teater Aspira – UM Kupang

Kehadiran Teater Aspira UM Kupang sebagai pengisi di bidang seni teater menambah semarak kegiatan yang berlangsung sejak Kamis, 21 sampai dengan 23 November 2019. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT sebagai penggagas kegiatan telah mengundang 20 sanggar seni di kota Kupang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memupuk ekspresi karya seniman sekaligus mendorong generasi muda agar mencintai budaya asli NTT. Harapan itu disambut gembira oleh berbagai sanggar di kota Kupang dan sekitarnya yang menghadirkan tarian, nyanyian, teatrikal puisi, teater, dan berbagai seni pertunjukan lainnya. Semua peserta bergembira, panjang umur kesenian daerah NTT. (SH)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!