31.7 C
Jakarta

Sunatra: Survei Instrat Meragukan

Baca Juga:

Bandung, Menara62.com — Menyikapi hasil survey Indonesia Strategic Institute (INSTRAT) yang dilaksanakan tanggal 24-28 November 2016 yang di rilis tanggal 16 Januari 2017 tentang Cagub dan Cawagub Jabar, dianggap meragukan.

Walaupun menggunakan jumlah respondfen 1600 di 253 Desa/Kelurahan di Jawa Barat dengan magin of eror 2,4 % tetap tidak memberikan keyakinan kalau itu objektif. Hasil survei tersebut menulis beberapa orang yang dianggap layak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2018. Di antara orang-orang yang disebut itu adalah: Dedy Mizwar, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Desy Ratnasari, Rieke Diah Pitaloka, Netty Heryawan, Uu Ruzhanul Umum, Puti Guntur Soekarno Putri, Bima Arya, Tb. Hasanudin, Tate Qomarudin, Haris Yuliana, Dede Yusuf.

Menurut Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Sunatra, keraguan hasil tersebut alasannya adalah Pertama, survey tersebut dilaksanakan dalam waktu yang singkat hanya 4 hari, yaitu 24 – 28 November 2016. Hal ini tidak sebanding dengan aspek geografi Jawa Barat yang luas. Waktu  sangat menentukan kualitas survey apalagi dilakukan di 253 Desa/Kelurahan. Saya meragukan validitas instrumentnya, karena dalam rilis survey tersebut tidak didahului oleh uji validitas intrumen,

Kedua, figure/tokoh yang disurvey juga terlalu sedikit, karena masih banyak tokoh Jawa Barat dari berbagai kalangan yang sudah menyatakan diri siap bertarung dalam Pilgub, Misalnya Iwan Sulanjana Ketua DPD Partai Demokrat Jabar,  ada tokoh  yang dicalonkan oleh komunitas dalam masyarakat, misalnya Agung Suryamal Ketua Kadin Jabar oleh Komunitas pedagang pasar tradisional  dan ada tokoh yang masih abu abu antara maju dan tidak, misalnya tokoh Ormas Didi Turmuzdi Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Ganjar Kurnia mantan Rektor UNPAD, Eka Santosa tokoh LSM Lingkungan dll. Tokoh tokoh tersebut ada yang aktif di partai politik, birokrasi pemerintahan,misalnya Iwa Karniwa Sekda Jabar,  TNI/Polri, misalnya Irjen Pol M. Iriawan mantan Kapolda Jabar ( sekarang Kapolda Metro Jaya ), Ormas/LSM, misalnya Syarif Bastaman. Survey tahap awal ini idealnya penjaringan bakal calon,siapa saja yang sudah dikenal masyarakat untuk maju dalam Pilgub atau siapa saja yang layak tampil sebagai calon gubernur Jabar,  lebih focus pada inventarisir bakal calon,

Ketiga, karena ini survey persepsi politik warga terhadap tokoh/figure, maka suka dan tidak suka, mengenal, atau tidak mengenal, senang atau tidak senang menggunakan rasio atau skala yang ditentukan, mau menggunakan skala model mana, harus pakai role model, misalnya skala Likert,  maka ukurannya harus objektif, jangan subjektif. Saya menilai dalam survey tersebut aspek subjektifnya terlalu menonjol, bahkan terkesan untuk menonjolkan figure tertentu melalui persepsi surveyor, bukan persepsi rakyat.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!