27.2 C
Jakarta

Terobosan- Terobosan untuk Layanan Bimbingan Konseling SMA

Baca Juga:

Oleh Lazizah Nuraini, S.Pd.

MENARA62.COM– Membersamai remaja di era modern tidak lah mudah. Tantangan modernisasi zaman menuntut semua orang dewasa khususnya pendidik untuk selalu belajar belajar dan belajar . Jadi tidak hanya siswa yang belajar, pendidik pun harus terus mengembangkan diri. Termasuk saya sebagai guru bimbingan konseling. Dalam melaksanakan layanan saya selalu belajara dari lingkungan tumbuh kembang peserta didik sehinggan layanan yang saya berikan update dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Dan dalam perjalanan membersamai peserta didik banyak sekali yang bisa dilakukan konselor sekolah untuk memberi layanan kepada siswa. Tidak harus layanan klasikal apa lagi bagi konselor yang tidak memiliki jam masuk kelas. Ini merupakan tantangan bagaimana sebagai konselor bisa memberikan layanan di luar kelas. Di sini saya akan berbagi pengalaman bagaimanan konselor sekolah bisa masuk ke segala kegiatan yang ada di sekolah yang mana kegiatan kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menunjang tugas tugas perkembangan peseta didik.
1. Kegiatan layanan lintas kelas
Remaja usia SMA kisaran 15 sampai 17 tahun rentan dengan pengaruh pengaruh lingkungan sosial dan lingkungan pertemanan. Tidak jarang kita melihat berita remaja yang terjerat narkoba, miras , free sex bahkan sekarang LGBT. Untuk itu sebagai konselor seolah harus peka dengan kebutuhan siswa akan edukasi hal hal yang memungkinkan siswa salah dalam mengambil langkah. Di sini konselor bisa berkolaborasi dengan puskesmas, kepolisian sektor kecamatan, KUA dalam edukasi masalah yang sering kali membawa generasi remaja kedalam lingkungan sosial yang kurang baik. Apalagi bila orang tua siswa secara pendidikan kurang memiliki pengalaman, maka konselor bisa memberikan layanan lintas kelastersebut.
2. Demontrasi Ekstrakurikuler
Tidak semua siswa mahir dalam hal prestasi akademis, maka konselor sekolah bisa memberi motivasi kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi non akademisnya. Di sini konselor dalam menjaring peserta didik aktif dalam kegiatan non akademis bisa kolaborasi dengan kegiatan ekstra kurikuler disekolah. Dalam setiap semester masing masing ekstra kurikuler bisa menampilkan hasil latihan selama 1 semester yang akan dilihat oleh semua warga sekolah. Dengan demikian siswa bisa mengevaluasi diri dan memilih kegiatan ekstra kurikuler apa yang cocok sesuai bakat minat masing masing siswa.
3. Bazar Edukasi Perguruan Tinggi
Untuk menambah wawasan kelas 12 dan untuk memotivasi siswa kelas 11 maka konselor bisa menggelar kegiatan bazar edukasi perguruan tinggi. Di sini konselor bekerja sama dengan alumni yang tersebar di seluruh perguruan tinggi di indonesia. Baik itu negri atau swasta. Dalam kegiatan bazar edukasi tersebut siswa kelas 11 dan 12 bisa sharing secara langsung tentang semua informasi yang ada di perguruan tingi langsung dari mahasiswa perguruan tinggi yang diinginkan. Konselor bisa memberi waktu 1 minggu untuk kegiatan edukasi tersebut. Dalam kegiatan satu minggu tersebut setiap hari akan ada talk show dari perguruan tinggi secara bergantian. Dari kegiatan bazar edukasi perguruan tinggi siswa dapat gambaran konkrit kondisi kampus. Untuk hal-hal yang kurang bisa difahami bisa mengikuti kegiatan tindak lanjut dari konselor di luar waktu bazar.
4. Trip to Campus
Kegiatan trip to campus ini bisa di lakukan untuk mengisi week and siswa. Dimulai dari kampus terdekat. Dibuat kelompok siswa yang dikoordinir oleh konselor kemudian bekerja sama dengan alumni yang ada di kampus yang dituju siswa bisa menambah wawasan dunia kampus secara riil. Kegiatan ini juga memotivasi siswa untuk merencanakan program studi lanjut.
5. Bincang Kewirausahaan
Edukasi untuk siswa yang mungkin setelah lulus SMA tidak bisa melanjutkan belajarnya. Konselor bisa kolaborasi dengan alumni yang punya sektor sektor usaha ataupun bekerja sama dengan disnaker dalam edukasi bagaimana gambaran dunia kerja, kompetensi apa saja yang harus dimiliki dalam dunia kerja. Di sini konselor sekolah harus aktif dalam membuat jaringan kerjasama sehingga siswa- siswa yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan belajar tetap bisa eksis dalam dunia kerja. Walaupun dasarnya SMA.
6. Layanan Peningkatan Kualitas Keberagamaan/ keimanan dan ketaqwaan
Majunya teknologi harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual maka kewajiban konselor memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap religi. Di sini konselor bisa membuat kegiatan bersama guru agama untuk menambah wawasan keimanan. Ikut berpartiipasi dalam mengontrol siswa ketika sholat berjamaah di sekolah. Membuat jadwal pembinaan religius sebulan sekali untuk kelas 10 yang dimentori oleh ROHIS di sekolah.
7. Layanan konseling individu online
Kalua dikatakan sibuk setiap individu pasti memiliki kesibukan yang tidak akan ada habisnya. Namun demikian sebagai konselor peran aktif dalam layanan konsling individu sangat berarti dalam pelaksanaan tugas sebagai konselor sekolah. Konseling online ini akan sangat bermanfaat bagi siswa yang introvet. Mereka akan merasa punya privasi sendiri ketika semua orang tidak tahu kalau siswa tersebut dalam kondisi yang kurang baik. Bagi konselor yang masih belum aktif secara online dalam masa pandemi ini bisa untuk mengaktifkan diri. Konselor jangan menunggu di cari tapi berusahalah untuk aktif dalam pendampingan peserta didik secara totalitas.

Itulah terobosan-terobosan yang bisa dilakukan konselor di sekolah SMA sebagai wujud pelaksanaan tugas dalam rangka memberi layanan kepada siswa untuk mengotimalkan perkembangan siswa sesuai tugas perkembangan nya.

*)guru SMA Negeri Kerjo

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!