JAKARTA, MENARA62.COM – Seiring wabah corona virus atau COVID-19 di Indonesia, Muhammadiyah tidak mengeluarkan imbauan atau larangan shalat berjamaah di masjid atau mushola. Imbauan atau larangan tersebut kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu‘ti dirasa belum perlu dilakukan.

“Saya rasa tidak perlu begitu. Yang merasa dirinya sakit mengantisipasi saja,” kata Mu‘ti saat menghadiri seminar nasional pra Muktamar di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), Sabtu (14/3/2020).

Imbauan justeru ditujukan kepada warga yang sedang sakit atau badan merasa kurang bugar. Mu’ti menyarankan jamaah yang sedang tidak dalam kondisi bugar terutama karena gejala flu, batuk, demam dan sejenisnya jika ke masjid atau mushola untuk menggunakan masker.

“Bagi yang merasa kurang sehat sebaiknya juga tidak takut memeriksakan diri ke dokter,” lanjut Mu’ti dikutip dari Antara.

Agar tubuh tetap bugar dan kondisi baik, kata Mu’ti, warga Muhammadiyah dapat memanfaatkan suplemen kesehatan dan tindakan lainnya. Intinya, tetap menjaga agar daya tahan tubuh tetap kuat.

“Dengan masker atau meminum vitamin, jangan solusinya tidak ke masjid, nanti semua orang ini tidak beribadah semua. Kan kita tidak tahu kapan wabah ini akan selesai,” katanya.

Mu‘ti menekankan jamaah harus memiliki kesadaran sendiri tanpa harus dilarang ke masjid. Intinya adalah jamaah jika memiliki penyakit maka harus berupaya agar virusnya tidak menular kepada orang lain seperti menggunakan alat pelindung.

Sekum PP Muhammadiyah mengatakan penting bagi masyarakat untuk tidak ketakutan berlebihan terhadap virus corona penyebab COVID-19 sampai enggan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.

“Ada pemahaman di masyarakat yang tertular virus corona itu mati, tidak begitu. Kena virus corona iya, tapi masih bisa disembuhkan. Ini penting dipahami karena ada ketakutan bahwa terinfeksi corona kemudian meninggal. Kena virus corona itu bisa menimbulkan daya tahan tubuh kita menurun tapi kemungkinan untuk sembuh itu masih besar kalau bisa ditangani sejak dini,” katanya.

Hal terpenting, kata dia, masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dan kesehatan kemudian saling menguatkan sehingga tumbuh optimisme dalam menjalani kehidupan sehari-hari di tengah wabah corona di berbagai belahan dunia.