28 C
Jakarta

Akhirnya Mbah Painem Tinggal Sendiri

Baca Juga:

Gubuk tua kecil yang penuh sesak dengan pakaian, kasur dan alat makan seadanya, menjadi saksi bisu kehidupan Mbah Painem. Gubuk kecil berukuran 3×2 m2 yaitu, terletak di kebun belakang rumah milik salah satu warga di Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen.

Mbah Gombak, begitu sapaan khas warga Pecing pada Mbah Painem. Mbah Painem, perempuan kelahiran Sragen 31 Desember 1945. Ia tinggal di Pecing sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya, ketika masih muda ia tinggal di Patihan, Sidoharjo hingga akhirnya pindah karena tidak memiliki rumah.

Mbah Painem sudah lama hidup sebatang kara, suaminya telah meninggal. Mbah Painem memiliki seorang anak, namun sejak kecil anaknya tersebut telah diadopsi oleh orang lain. Sejak diadopsi hingga sekarang, ia tidak terdengar kabar sedikitpun tentang anaknya. Keluarga yang lainnya, juga sudah tidak diketahui keberadaannya.

Gubuk tua milik Mbah Painem, terletak dibelakang rumah milik Ibu Gono yang selama 3 tahun ini djuga merawat Mbah Painem. Segala kebutuhan Mbah Painem, disediakan oleh Ibu Gono.

Keseharian Mbah Painem, selama tinggal di Pecing sering berjalan kaki menyusuri setiap jalan di Pecing. Tidak heran jika banyak warga yang mengetahui keberadaan Mbah Painem. Kondisi yang telah renta, menjadikan Mbah Painem tidak mampu lagi mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mbah Painem hidup dari belas kasihan warga Pecing. Kebutuhan makan sehari-hari didapatkannya dari pemberian tetangga yang merasa iba melihat kondisi Mbah Painem.

Kondisi Mbah Painem yang sangat memprihatinkan, membuat keluarga besar Ibu Gono melaporkan kondisi tersebut kepada kelurahan Sragen Tengah. Dari kelurahan, kemudian diteruskan ke Lazismu Sragen. Akhirnya tim Lazismu bergerak dan melakukan survei dengan melihat kondisi Mbah Painem, dan menggali informasi dari keluarga Ibu Gono.

Lazismu Sragen akhirnya melakukan koordinasi dengan menghubungi Lurah Sragen Tengah untuk bekerjasama mencari solusi bagi  Mbah Painem. Hasil keputusan bersama pihak Kelurahan Sragen tengah, memindahkan Mbah Painem ke Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta.

Pada Senin 8 Januari 2018 tim Lazismu mengantarkan Mbah Painem ke Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta. Sebelum berangkat, pihak kelurahan dan Babinsa melepas kepindahan Mbah Painem dan memberi semangat untuk keberlangsungan hidup Mbah Painem selanjutnya.

“Terima kasih kepada Lazismu Sragen yang telah melakukan penanganan cepat untuk warga kami Mbah Painem, semoga kedepannya bisa bekerjasama lagi untuk masyarakat yang tidak mampu” ujar Supriyadi, Lurah Sragen Tengah.

InsyaAllah Lazismu Sragen secara rutin akan membayar iuran bulanan Mbah Painem selama tinggal di Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!