25 C
Jakarta

UGM Kini Miliki Fasilitas Pengolahan Biji Kakao

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM -Universitas Gadjah Mada (UGM) kini memiliki fasilitas pengolahan biji kakao menjadi coklat yang siap dikonsumsi. Fasilitas yang berfungsi sebagai pabrik sekaligus tempat penelitian ini dinamakan Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu (PPKIPKT) dan dijalankan oleh perusahaan milik UGM di bidang perkebunan, PT Pagilaran.

“Ini adalah upaya menghilirkan riset terapan yang ada di industri kakao yang sudah dihasilkan PT Pagilaran, di bawah koordinasi UGM,” kata Menristekdikti Mohammad Nasir, Senin (11/2/2019).

PPKIPKT ini untuk ke depannya  menjadi bagian dari program ‘teaching industry’. Melalui lembaga ini para ‘Academicians’ (UGM) dan ‘Business society’ (PT Paligaran) dalam koordinasi ‘Government’ diharapkan terus berkolaborasi dengan peneliti, perekayasa dan inovator, untuk secara kontinyu menghasilkan inovasi unggul buatan anak bangsa.

Menristekdikti Nasir mengatakan Indonesia yang masuk tiga besar negara produsen kakao, perlu menjadi salah satu negara produsen coklat yang siap dikonsumsi. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan fasilitas ‘teaching industry’ milik UGM ini terus berinovasi.

“Katakanlah satu hektar lahan dapat menghasilkan satu ton kakao. Nah, harus di pikirkan bagaimana ke depannya dari luasan lahan yang sama bisa menghasilkan 3 atau 4 ton. Untuk itu diperlukan terus-menerus teknologi dan inovasi yang terbaru. Selain itu, manajemen Pusat Pengolahan Kakao UGM juga harus terus menerus disesuaikan dan beradaptasi dengan kemajuan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang tengah mendunia saat ini”, ungkap Nasir.

Selain menghasilan berbagai inovasi, Menristekdikti Nasir juga berharap akan selalu ada penelitian, rekayasa dan inovasi baru, yang dihasilkan oleh mahasiswa dan mahasiswi pascasarjana pada PPKIPKT UGM, yang dipercayakan sebagai salah satu model ‘teaching industry’ di Indonesia.

“Kalau bisa kita berkolaborasi dengan peneliti lain baik di Indonesia, maupun dari luar negeri. Para peneliti  di pusat ini, harus bisa menghasilkan doktor millenials yang specific dan unggul untuk pengolahan kakao kedepannya. Inovasi itu tidak terbatas, yang membatasinya hanya langit dan kemauan. Oleh sebab itu, para generasi muda Indonesia harus tidak pernah lelah untuk menghasilkan Good News From Indonesia (GNFI) dalam berbagai sektor,” ungkap Menristekdikti.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia perlu menggunakan inovasi agar dapat menyaingi negara penghasil coklat dari Eropa.

“Kita sebagai penghasil kakao nomor tiga di dunia, kita tidak boleh hanya puas sebagai ‘supplier’ kakao, tapi kita harus menghasilkan produk akhir,” ungkap Menperin Airlangga.

Airlangga menyatakan UGM dapat turut berpartisipasi dalam mendorong Indonesia dapat menjadi penghasil coklat dunia.

“Kami sudah sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa pabrik ini adalah ‘teaching industry’, dimana diharapkan industrialisasi sudah masuk ke kampus,” ungkap Menteri Airlangga.

Peresmian ini dihadiri juga oleh , Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe, Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar, Inspektur Jenderal Kemenperin Setyo Wasisto, Rektor UGM Panut Mulyono, Bupati Kabupaten Batang Wihaji, anggota DPR RI Komisi X dan Komisi VII, para Eselon Kemenristekdikti, para Eselon Kemenperin, serta para pejabat dan karyawan dari Pemerintah Kabupaten Batang.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!