oleh: DR. dr. Taufik Jamaan, Sp.OG.
JAKARTA, MENARA62.COM — Ketika menjalani persalinan normal, mengejan alias ngeden adalah hal yang tak terelakkan. Mengejan akan membantu mendorong keluar bayi dari dalam kandungan untuk segera bertemu dengan Anda. Meski hal ini merupakan sebuah kepastian, nyatanya mengejan tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa aturan mengejan yang perlu Anda perhatikan agar setiap prosesnya berjalan dengan lancar.
Jangan langsung mengejan saat kontraksi
Terkadang, Anda langsung ingin mengejan saat kontraksi dirasakan. Sensasi ingin mengejan (yang mirip dengan keinginan buang air besar) muncul sebagai reaksi tidak sadar terhadap tekanan janin pada dasar panggul. Rasa tertekan atau gerakan janin jauh di dalam panggul itulah yang menyebabkan keinginan tak tertahan untuk mengejan.
Oleh sebab perasaan ingin mengejan biasanya dapat muncul saat pembukaan jalan lahir belum sempurna, sebaiknya Anda menahannya. Ketika pembukaan belum lengkap, leher rahim masih mempunyai daerah yang tebal. Pada saat ini, jika Anda memaksa untuk menuruti keinginan mengejan, leher rahim dapat bengkak dan justru memperlambat proses persalinan.
Lantas, bagaimana caranya menahannya? Usahakan untuk relaks dengan mengambil napas serta embuskan cepat-cepat agar Anda tidak mengejan. Anda juga dilarang berjongkok ketika pembukaan belum sempurna.
Kapan ibu hamil yang akan melahirkan boleh mulai mengejan?
Setiap kontraksi akan membuat bayi semakin terdorong ke bawah dan menyebabkan pembukaan jalan lahir. Ibu hamil yang akan melahirkan boleh mulai mengejan ketika pembukaan telah lengkap. Pembukaan disebut lengkap apabila jalan lahir bayi meregang selebar 10 cm. Itu tandanya, bayi Anda sudah siap untuk keluar dari rahim.
Di tahap tersebut, mulas yang dirasakan akibat kontraksi rahim akan terjadi lebih cepat dan lebih lama, sekitar 2-3 menit. Kepala janin yang turun-masuk ke ruang panggul, menekan otot-otot dasar panggul sehingga secara refleks akan menimbulkan rasa ingin mengejan.
Kapan harus berhenti mengejan?
Proses mengejan biasanya dilakukan sampai sebagian besar kepala bayi mulai terlihat (disebut juga crowning). Tandanya adalah Anda akan merasakan jaringan alat kelamin di bagian bawah meregang dan terasa panas.
Pada saat ini, Anda harus berhenti mengejan, dan biarkan alat kelamin dan perineum (otot di antara lubang vagina dan anus) meregang perlahan-lahan di sekitar kepala bayi yang mulai muncul. Hal ini merupakan hal yang penting sebab jika Anda terus-terusan mengejan saat ini, ada kemungkinan terjadi robekan atau kelahiran yang terlalu cepat.
Ingatlah bahwa sensasi panas yang Anda rasakan di vagina adalah sebuah sinyal Anda harus segera berhenti mengejan. Dokter atau bidan akan memberi arahan dan mengatakan pada Anda kapan harus mendorong dan kapan harus berhenti.
Bagaimana cara mengejan?
Ketika pembukaan lengkap, rasa ingin mendorong atau mengejan mungkin akan Anda rasakan seiring dengan kontraksi yang datang. Jika sudah di tahap ini, mengejanlah setiap kali merasakan dorongan dan keinginan untuk ngeden. Apabila perasaan ingin mengejan hilang, ambillah kesempatan ini untuk beristirahat dan bernapas ringan sampai desakan mengejan datang kembali atau sampai kontraksi mereda.
Anda mungkin akan mengejan 3-5 kali di setiap kontraksi, dan setiap pengejanan berlangsung selama 5-7 detik. Proses ini disebut dengan dorongan spontan.
Kalau saya menggunakan epidural, bagaimana saya tahu bahwa ini adalah saatnya mengejan?
Ketika menggunakan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit, biasanya sensasi ingin mengejan tak lagi dapat dirasakan, begitu juga dengan kemampuan Anda untuk mendorong dengan efektif. Dengan begitu dorongan spontan (pengejanan spontan) tidak dapat terjadi.
Namun, tak perlu khawatir, sekalipun Anda menggunakan pembiusan ketika melahirkan, bidan atau perawat yang mendampingi akan memberi aba-aba kapan dan bagaimana Anda harus mengejan. Proses ini disebut dengan dorongan terpimpin. (hellosehat.com)