JAKARTA, MENARA62.COM — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) gelar konferensi sawit (Indonesian Palm Oil Conference/IPOC). Penyelenggaraan konferensi ini, dilakukan dengan melihat dinamika dan perkembangan industri sawit Indonesia. Sawit, selalu menjadi perhatian masyarakat banyak baik secara nasional maupun international.
Mona Surya, Ketua IPOC 2019 mengatakan, konferensi ini antara lain bertujuan untuk memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini. Selain itu, juga memberikan analisa tren harga minyak sawit ke depan.
IPOC akan diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober – 1 November 2019 di Bali International Convention Centre, The Westin Resort Nusa Dua, Bali. Konferensi ini mengusung tema Palm Oil Industry: Managing Market. Enhancing Competitiveness.
Tahun ini, menurutnya, merupakan penyelenggaraan IPOC yang ke-15. IPOC sudah menjadi agenda yang ditunggu-tunggu oleh pemain sawit secara internasional. Hal ini dapat dilihat dengan tingkat capaian dan prestasi yang diukir IPOC selama 14 tahun, yang telah membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang dituju untuk mendapatkan informasi terkait sawit.
Tantangan
Industri sawit sawit Indonesia, menurut Mona terus berkembang dan berkibar. Perkembangan itu, berjalan seiring dengan semakin besarnya industri ini. Namun, tantangan yang dihadapi industri ini, juga semakin besar. Tantangan itu, baik dari sisi regulasi pemerintah, pasar maupun masyarakat pelaku industri.
Sementara itu, menurut Mona, harga sawit yang tak kunjung naik dan cenderung menunjukkan trend penurunan, menjadi satu tantangan besar. Karena itu, sangat penting bagi industri sawit untuk mencari strategi yang mempunyai daya saing di pasar global.
Rencananya, konferensi berlangsung selama dua hari. Diantaranya, akan membahas tentang perang dagang Amerika Serikat dan China. Selain itu, juga akan melihat regulasi di negara tujuan ekspor dan ekonomi geopolitik. Tentunya, kondisi ini akan mempengaruhi masa depan industri sawit.
Selain itu, menurut Mona, konferensi juga akan membahas soal pengembangan daya saing minyak sawit dengan penekanan pada industri hilir, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.
IPOC tahun ini, rencananya akan dibuka dan diinagurasi Wakil Presiden Republik Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI juga akan hadir memberikan Special Keynote Speech.
Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli senior dunia untuk menguak trend harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International), Thomas Mielke (Oilworld) dan Arif P. Rachmat (Kadin Indonesia).
Tahun ini secara khusus IPOC mengundang akademisi dari universitas nasional maupun internasional. Ini merupakan suatu hal yang istimewa, karena GAPKI membuat satu sesi khusus untuk memberikan pandangan dan hasil study mereka.
Para akademisi ini antara lain, Prof Pietro Paganini (John Cabot University of Rome), Dr Otto Hoxpes (Wageningen University), dan Prof Erliza Hambali (Institut Pertanian Bogor). Ketiga akademisi ini, akan membahas isu daya saing sawit dari berberapa sudut pandang. Di sesi bioenergi, menghadirkan Dr IGB. Ngurah Makertiharth (Institut Teknologi Bandung) khusus membahas riset terkini bioenergi, yaitu pengembangan green fuel (bio premium dan bio avtur) dari CPO dengan katalis merah putih.
IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional. Mereka bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir. IPOC juga merupakan ajang bagi pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya. Perluasan jaringan itu, baik melalui pameran produk, sponsorship maupun tatap muka secara.