26.2 C
Jakarta

Kajian Tafsir UMS Bahas Makna Tersembunyi Surat An-Nazi’at

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Dalam Kajian Tafsir yang digelar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada pekan ini, pembicara utama, Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I, M.Th.I., membahas Surat An-Nazi’at yang sarat dengan makna tentang kematian, kebangkitan, dan tugas malaikat. Menurutnya, ayat-ayat awal surat tersebut adalah sumpah Allah tentang jenis-jenis malaikat dengan berbagai tugasnya.
Ainur menjelaskan bahwa “An-Nazi’at” adalah malaikat yang mencabut nyawa orang kafir dengan keras, berbeda dengan “An-Nasyithat” yang mencabut nyawa orang mukmin dengan lembut. Malaikat yang bertugas mengambil nyawa orang kafir digambarkan dalam tafsir sebagai sosok yang memukul wajah dan punggung mereka saat nyawanya dicabut.
Sebaliknya, bagi orang mukmin, ruhnya disambut malaikat yang bercahaya, membawa kain kafan dari surga dan wewangian, serta mengantarkannya dengan penuh kelembutan menuju alam barzakh.
“Ruh orang beriman juga disambut barisan malaikat dari langit hingga bumi dengan wajah berseri,” terang ulang Ainur yang juga sebagai Dosen Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Agama Islam (FAI) UMS, Jum’at (9/5/2025).
Dalam penjelasannya, Ainur juga membahas istilah ‘sabihat’ dalam surat tersebut. Kata itu dianalogikan oleh para mufassir seperti Mujahid dan Qurtubi sebagai malaikat yang ‘berenang’ turun dari langit, menggambarkan kemudahan dan kecepatan dalam menunaikan perintah Allah. Ibnu Asyur menafsirkannya sebagai metafora perpindahan malaikat dari satu alam ke alam lain dengan cepat dan mudah.
“Para malaikat tidak pernah membantah perintah Allah dan melaksanakannya dengan cepat. Sifat ini disebut juga sebagai teladan bagi orang-orang saleh, seperti Nabi Ibrahim yang dikenal langsung melaksanakan perintah Allah tanpa menunda,” jelasnya lebih lanjut.
Tiupan sangkakala pun tak luput dari pembahasannya. Menurut Ibnu Abbas, terdapat dua tiupan, sedangkan menurut Ibnu Taimiyah dan Imam Syaukani, terdapat tiga. Tiupan pertama menimbulkan kepanikan dan kehancuran, tiupan kedua menyebabkan kematian, dan tiupan ketiga membangkitkan manusia dari kubur.
Hari kiamat digambarkan sebagai hari penuh ketakutan, di mana seluruh manusia dalam keadaan tunduk dan hina, terutama orang-orang kafir. Mereka bangkit dalam kondisi gelisah, wajah menghitam sebagai pertanda penghuni neraka. Allah memperlihatkan neraka kepada mereka, sehingga timbul penyesalan yang mendalam.
Kajian yang sudah terlaksana pada Kamis (8/5/2025) itu ditutup dengan pesan dakwah. Bahwa Rasulullah SAW sangat menginginkan umatnya dan manusia seluruhnya terselamatkan dari neraka. Syarat untuk masuk surga adalah beriman kepada Allah.
“Tanpa keimanan, sebanyak apapun amal, maka akan sia-sia di akhirat. Oleh karena itu, penting untuk mengimani hari kebangkitan dan tunduk pada takdir Allah,” pungkasnya. (*)
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!