33 C
Jakarta

Modal Sosial Muhammadiyah Perlu Dimaksimalkan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Pengajian Ranting Bintaro yang dipandu Dr Amirsyah Tambunan, Ahad (5/4/2020) mendiskusikan tentang modal sosial Muhammadiyah dalam menghadapi bencana Covid-19.

Di satu sisi wabah Covid-19 dimaknai sebagai musibah untuk menguji keimanan dan ketaqwaan hambaNya. Namun disisi lain dapat merupakan azab, jika para hambaNya tidak melakukan ikhtiar, doa dan tawakkal dalam menyikapi merebaknya wabah Covid 19. Untuk itu Covid-19 sebagai momentum melakukan perubahan dari rumah untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman bahaya Covid 19.

Demikian disampaikan dalam pengantar diskusi Forum Komunikasi Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan PRM Bintaro yang dimoderatori Dr Amirsyah Tambunan selaku mantan Ketua IMM Cabang Medan (1986-1988).

Dalam acara dialog via daring secara bersama 40 peserta dengan tema “Modal Sosial Muhammadiyah dalam Menghadapi Covid-19″ ini hadir sebagai pembicara, Dr Soedibjo Markus (Dokter Senior, penulis Buku Dunia Barat dan Islam), Dr Surahman Muin SpPD (Alumni FK UNHAS, Ahli Penyakit Dalam), Dr  Nizam Burhanudin SH MH, Endy Saiful Alim PhD (Alumni Huazhong University of Science and Technology) Wuhan, China, dan Agus Syamsudin (Ketua MPKS PP Muhammadiyah).

Armyn Gultom, Ketua Kornas Fokal IMM mengharapkan agar dialog semacam ini dapat dilanjutkan setiap Ahad dengan tema yang berbeda.

“Kita bisa memperluas cakupan dialog virtual ini kepada seluruh warga Muhammadiyah di Indonesia,” ujarnya.

Dialog virtual yang digelar pada Ahad (05/04/20) tersebut pun menghasilkan enam poin penting yang menjadi rekomendasi dalam menyikapi wabah pandemi global Covid-19.

Pertama, Fokal IMM menyoroti kebijakan pemerintah yang terkesan lamban dan kurang koordinasi antara pemerintah Pusat dengan pemerintah  daerah dalam mengantisipasi  merebaknya Covid 19.

Seperti diketahui, hingga saat ini (5/4/20) data menunjukkan bahwa masyarakat yang terdampak positif corona sebanyak 2.273, sementara itu pasien yang sembuh berjumlaj 164 dan diketahui pasien yang meninggal dunia berjumlah 198 orang.

“Untuk itu Fokal IMM menyerukan agar pemerintah lebih cepat, cermat melakukan mesin birokrasi  bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan di  Indonesia.  Dan meminta pemerintah agar penggunaan anggaran lebih 400 T, secara transparan dan akuntabel,  sehingga penanganan Covid 19  lebih terukur dan penggunaan dana tepat sasaran,” kata Amirsyah Tambunan yang saat ini menjabat sebagai Wasekjen MUI Pusat.

Kedua, Fokal IMM mempunyai jaringan yang luas dari Sabang hingga Merauke dapat menjadi motivator  dalam mendukung  gerakan Muhammadiyah ke seluruh Indonesia dalam melakukan mencegah agar penyebaran Covid 19 dapat di atasi dengan baik.

Ketiga, bagi alumni IMM sebagai peneliti  hendaknya mempunyai komitmen untuk bersinergi dengan para ilmuan di berbagai negara guna menemukan vaksin dan Rapid test yang terjangkau, sehingga secara massal dapat digunakan dalam rangka mencegah agar masyarakat tidak terinfeksi covid 19.

Keempat, mengajak masyarakat umumnya dan warga Muhammadiyah khsusnya agar lebih peduli memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu, terutama  ekonominya yang terkena dampak  seperti Ojol, pedagang kaki lima, supir Taxi, dan lain-lain.

Kelima, mendukung Tim Satgas Muhammadiyah terutama Rumah Sakit Muhammadiyah agar mampu melakukan perluasan cakupan mulai dari Provinsi hingga ke RT /RW dalam menangani pasien yang terinfeksi Covid-19, dengan penyediaan tenaga medis, alat pelindung diri (APD), masker sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam menangani pasien

Keenam, alumni IMM sebagai insan cendikiawan harus mampu mamberikan edukasi, sosialisasi dan edukasi kepada  semua lapisan masyarakat dengan membiasakan hidup sehat (gizi, olah raga dan istirahat yang cukup) dengan membentuk Satgas  pencegahan Covid 19 pada tingkat RT).

“Sehingga kehadiran alumni IMM dirasakan manfaatnya di masyarakat,” ujar Amirsyah Tambunan selaku moderator.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!