JAKARTA, MENARA62.COM – Guna mengembangkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis link and match dengan industri, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengundang 59 industri untuk melaksanakan reviu capaian pembelajaran kurikulum SMK. Beberapa industri yang terlibat dalam reviu kurikulum ini antara lain PT Waskita Karya, PT Astra Internasional Tbk, ASPERINDO, PT IKI, PLN, PT Telkom, Djarum Foundation, dan PT. Bank Muamalat Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto, menegaskan kepada kepala SMK bahwa kurikulum SMK harus siap setiap saat diintervensi oleh industri. “Inilah kurikulum yang ingin kita ciptakan bersama. Semoga dalam konteks input, proses output dan outcome ini benar-benar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri,” ujar Wikan Sakarinto dalam sambutannya di Jakarta, pada Selasa (20/04/2021).
Wikan menyampaikan, pengembangan kurikulum SMK ini tidak bisa lepas dari program link and match yang memuat paket 8+i. “Paket komplit ini senantiasa melibatkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi,” jelas Wikan.
Adapun paket 8+i tersebut mencakup kurikulum yang disusun bersama dan berstandar DUDI, pembelajaran berbasis project riil, pengajar dari industri minimal 50 jam per semester per prodi, praktik kerja industri (prakerin/magang) minimal satu semester, sertifikasi kompetensi, training rutin pengajar oleh DUDI, riset terapan bersama DUDI, dan komitmen serapan oleh DUDI. Sementara itu, +i adalah beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik pendidikan vokasi.
Pada kesempatan ini, Wikan menegaskan pentingnya passion anak dalam menentukan pilihan masuk SMK sebagai pilihan utama untuk menjadi orang yang ahli di bidangnya. Wikan berharap bersama industri akan lebih memperkuat pola pikir visi calon peserta didik untuk memliih vokasi bukan karena terpaksa, tetapi harus sesuai dengan passion.
“Ini yang harus kita tingkatkan bersama industri, kita mendidik orang tua dan anak-anak generasi muda, milih sekolah itu passion, bukan karena gelar, bukan karena sertifikat tapi passion, tahu visi mau apa masuk SMK,” ujar Wikan.
Senada dengan Wikan, Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud, Anindito Aditomo, juga menyampaikan Kemendikbud telah melakukan persiapan pengembangan kurikulum SMK dengan melibatkan DUDI sesuai dengan kompetensinya masing-masing. “Pengembangan kurikulum SMK ini bersifat adaptif, fleksibel, dan agile,” ujar Anindito.
Beberapa perbaikan dan pengembang kurikulum SMK ke depan, di antaranya konteks mata pelajaran (mapel) teori/akademik menjadi vokasional; mapel yang berdasarkan project based learning, ide kreatif, dan kewirausahaan diadakan selama tiga semester; serta prakerin/magang minimal satu semester.
Selanjutnya, terdapat mapel pilihan, misalnya digital marketing, multimedia, bahasa asing, serta mapel berdasarkan logika dan teknologi digital. “Selain itu, kokurikuler juga wajib diadakan dengan konten bebas yang dikembangkan oleh sekolah dan guru,” tambah Wikan.
Pada bagian lain, Ketua Bidang Pendidikan dan SDM Asperindo, Yakti Suraji merasa antusias dengan adanya kegiatan bersama kepala SMK untuk mereviu kurikulum SMK. Karena merasa lulusan SMK yang ada saat ini belum sesuai dengan kebutuhan industrinya. “Kalau kegiatan ini akan membetulkan kurikulum SMK menjadi baik, saya semangat. Ayo kita betulkan sehingga outcome-nya sesuai dengan kebutuhan industri,” sambung Yakti Suraji.
Selain menyajikan pemaparan contoh capaian pembelajaran program keahlian tertentu, acara ini juga diisi dengan diskusi kelompok dan kerja mandiri. Nantinya, masing-masing kelompok yang bekerja sama dengan DUDI akan melaporkan hasil diskusinya guna menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi kebutuhan di industri.