26.2 C
Jakarta

Ciptakan Teknologi IoT dan Digital Twin untuk Deteksi Kerusakan Bangunan, Tim UMS Raih Dua Penghargaan dalam Kancah Nasional

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Tim ARUTALA Civil Engineering Unity for Building Innovation and Creativity (CUBE) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam kancah nasional. Kali ini, dalam ajang The 8th Diploma Civil and Architecture Scientific Competition DISCO dengan tema “Digital Technology for Smart and Sustainable Construction”.

Ajang ini merupakan perlombaan esai tingkat nasional yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai jenjang pendidikan di seluruh Indonesia. Tim ARUTALA CUBE UMS berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, yakni Juara Harapan 2 dan Juara Favorit dalam kategori mahasiswa.

 

ARUTALA CUBE UMS ini beranggotakan Kiara Rennita Nurhasanah (Teknik Sipil), Muhammad Yuli Pamungkas (Teknik Sipil) dan Brilliani Islami (Arsitektur), dengan dosen pembimbing Rama Rizana, S.T., M.Sc.

 

Ketua tim, Kiara Rennita Nurhasanah, mengungkapkan bahwa essai yang mereka usung berjudul “Optimalisasi Konservasi Taman Sari Yogyakarta Berbasis IoT: Memprediksi

Kerusakan Bangunan Heritage Menggunakan Digital Twin”. Esai ini mengangkat isu pelestarian situs sejarah dengan pendekatan teknologi mutakhir.

 

Dalam karya tersebut, tim mahasiswa UMS menawarkan solusi inovatif melalui penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan Digital Twin untuk memantau dan memprediksi kerusakan bangunan bersejarah secara real-time.

 

“Ide ini lahir dari kepedulian terhadap kondisi bangunan heritage seperti Taman Sari yang kerap mengalami kerusakan akibat kelembaban tinggi, pelapukan, dan minimnya perawatan yang disebabkan oleh usia bangunan serta faktor lingkungan,” ungkap mahasiswa Teknik Sipil UMS itu, Kamis (19/6).

 

Melalui teknologi IoT, sensor kelembaban dipasang di beberapa titik bangunan untuk mendeteksi kondisi lingkungan secara langsung. Data yang diperoleh kemudian dikirim ke sistem berbasis cloud dan dianalisis menggunakan pendekatan Digital Twin, yaitu representasi virtual dari objek fisik yang mampu meniru kondisi nyata bangunan.

Sistem ini tidak hanya mampu memberikan gambaran terkini tentang kondisi bangunan, tetapi juga dapat melakukan simulasi prediktif untuk memperkirakan potensi kerusakan di masa mendatang. Dengan demikian, tindakan konservasi dapat dilakukan secara lebih cepat, tepat, dan efisien.

 

ARUTALA CUBE UMS merancang konsep teknologi yang tidak hanya cocok untuk diterapkan di Taman Sari, tetapi juga berpotensi besar untuk diaplikasikan pada situs budaya lainnya di Indonesia yang memiliki permasalahan serupa. Inovasi ini dinilai sebagai bentuk nyata dari integrasi antara pelestarian budaya dan perkembangan teknologi digital.

 

Selain melalui presentasi final di hadapan dewan juri, para finalis diwajibkan membuat poster digital yang dipublikasikan secara daring. Poster milik tim UMS menarik perhatian publik dan berhasil mendapatkan jumlah “like” terbanyak, sehingga menghantarkan mereka sebagai Juara Favorit.

Ketua tim itu menyampaikan harapannya agar ide yang mereka gagas dapat memberikan manfaat luas.

 

“Semoga ide ini bisa berguna bukan hanya untuk bangunan bersejarah di Taman Sari saja, tetapi juga di tempat lain. Kami juga berharap gagasan ini bisa mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap pelestarian situs bersejarah,” ujarnya.

 

Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa UMS tidak hanya aktif dalam menjawab tantangan zaman, tetapi juga mampu menjadi pelopor dalam menjembatani antara nilai-nilai sejarah dengan inovasi teknologi.

 

Capaian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan penyemangat bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya, berinovasi, dan mengharumkan nama UMS di tingkat nasional maupun internasional. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!