26.3 C
Jakarta

Kementerian PUPR Kirim Alat Berat Ke Lokasi Banjir Bandang Magelang

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COM– Dalam rangka penanganan darurat korban banjir bandang di Dusun Nipis, Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Magelang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kirimkan bantuan personil dan peralatan berat.

Staf ahli Menteri Bidang Teknologi dan Industri Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid saat turun langsung ke lokasi bencana mengatakan penanganan darurat yang telah dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak dan Tim Penanganan Bencana Ditjen Cipta Karya, diantaranya menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk investigasi kondisi lapangan segera setelah bencana terjadi.

“Selain itu kami juga kirimkan 2 excavator dan 1 dump truck untuk evakuasi korban dan pembersihan material banjir,” jelas Khalawi.

Menurutnya ketersediaan air bersih bagi korban bencana sangat penting. Karena itu Kementerian PUPR telah menurunkan 1 unit mobil Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk mengolah air sungai sebagai air baku, memasang 5 unit Hidran Umum (HU), mendistribusikan 100 jerigen dengan ukuran 20 m3 kepada para korban dan melakukan pencarian sumber air bersih yang kemudian didapat berada 500 meter dari titik droping air untuk kemudian diolah menjadi air baku.

Penanganan darurat telah dilakukan Kementerian PUPR berkordinasi dengan tim gabungan dari Dinas PU, BNPB, BPBD, TNI, Kepolisian, Basarnas, Dinas Kesehatan, Damkar, PMI dan relawan lainnya. Dilokasi penampungan juga telah didirikan dapur umum dan pemberian pelayanan kesehatan.

Sementara untuk pencarian korban tertimbun terus dilakukan hingga malam hari dengan bantuan alat berat. Hingga saat ini, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah makanan, air bersih, sandang, selimut, dan tikar.

Seperti diketahui, telah terjadi bencana alam banjir bandang di Dusun Nipis, Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang pada hari Sabtu, 29 April 2017 pukul 14.30. Banjir bandang terjadi setelah sebelumnya turun hujan dengan intensitas 55 mm/hari (Stasiun Hujan Ngablak) selama +/- 6 jam yang kemudian menyebabkan Sungai Ndaru yang berada di Desa Citrosono dan bermuara ke Sungai Elo meluap dan membawa material kayu, batu, dan lumpur merusak permukiman warga.

Akibatnya sebanyak 12 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 2 orang luka berat dan sekitar 170 jiwa harus mengungsi. Sementara itu untuk kerusakan bangunan tercatat 71 rumah di 5 dusun yang dihuni +/- 240 jiwa mengalami kerusakan. Banjir bandang juga mengakibatkan infrastruktur air minum di 4 desa dari mata air non PDAM mengalami kerusakan.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!