31.2 C
Jakarta

Pemerintah Terus Berupaya Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya tingkatkan kesejahteraan petani. Mengingat keberadaan petani merupakan elemen penting dalam pembangunan sektor pertanian.
 
“Kita lakukan kebijakan yang bersifat komprehensif dan berkelanjutan,” kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Agung Hendriadi, Selasa (04/04/2017).
 
Beberapa kebijakan yang ditempuh pemerintah  diantaranya melakukan investasi dalam pengadaan infrastruktur dan alsintan, serta subsidi pupuk dan bantuan benih. Bentuk investasi seperti ini diyakini akan berdampak pada menurunnya biaya produksi yang harus dibayar oleh petani.
 
Selain itu, pemerintah juga menetapkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga dasar dengan mempertimbangkan margin yang wajar diterima oleh petani dan tidak mendongkrak inflasi. Penetapan HPP dan harga dasar dilakukan untuk melindungi petani dari kemungkinan anjloknya harga saat musim panen. 
 
“Bentuk perhatian pemerintah lainnya terhadap petani diwujudkan dengan meluncurkan program Asuransi Usaha Tani (AUT). Sampai dengan saat ini, sudah 656 ribu hektare lahan petani yang sudah diasuransikan dan hampir seluruh lahan usaha tani yang terkena puso,” lanjut Agung.
 
Menurut Agung, dalam mengukur efektifitas program-program tersebut, Kementerian Pertanian tidak menjadikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) yang dirilis bulanan sebagai tolok ukur utama. Kedua data itu baru bisa dibaca sebagai tingkat kesejahteraan petani bila diambil dalam rentang waktu yang tepat, mengingat indeks harga berfluktuasi secara harian dan bulanan. Karena itu, analisis NTP dan NTUP dikaitkan dengan kesejahteraan petani sebaiknya minimal dilakukan per satu musim tanam untuk petani tanaman semusim, dan tahunan untuk petani tanaman tahunan.
 
“Bila dilakukan komparasi data per tahun, dapat dilihat bahwa terdapat tren positif. NTP tahun 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06 persen dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59. NTUP rata-rata nasional tahun 2016 juga berada di posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Tahun 2016 NTUP mencapai 109,86 atau naik 2,3 persen dibandingkan tahun 2015,” ujar Agung.
 
Lebih lanjut Agung menjelaskan mengingat sebagian besar petani di perdesaan, indikator kesejahteraan petani juga dapat dilihat dari tingkat kemiskinan maupun gini rasio di perdesaan.  jumlah penduduk miskin di perdesaan juga semakin berkurang dari 17,67 juta jiwa pada bulan Maret 2016 menjadi 17,28 juta jiwa pada September 2016.
 
“Gini rasio di perdesaan juga semakin membaik, menurun dari tahun ke tahun. Gini rasio bulan September 2016 berada di angka 0,316, turun dibandingkan bulan Maret 2016 (0,327) maupun bulan September 2015 (0,329). Rasio ini jauh lebih kecil dibandingkan rasio di perkotaan dimana pada bulan September 2016 masih sebesar 0,409,” jelas Agung.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!